KONSPIRASI QURAISY UNTUK MENYINGKIRKAN RASULULLAH

KONSPIRASI QURAISY UNTUK MENYINGKIRKAN RASULULLAH

Mengetahui peristiwa yang terjadi antara Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kaum Anshar pada baiat Aqabah kedua, dan menyaksikan kaum muslimin berhijrah ke Madinah, baik sendiri-sendiri maupun berkelompok, timbul kekhawatiran pada diri orang-orang musyrik bahwa kaum muslimin kelak akan bersatu di Madinah. Mereka juga khawatir Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam akan hijrah dan bergabung dengan mereka di Madinah, lalu memimpin mereka mewujudkan keinginannya. Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk menyingkirkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Pada hari Kamis, tanggal dua puluh enam Safar tahun keempat belas kenabian, yang bertepatan dengan tanggal dua belas September tahun 622 M, atau kurang lebih dua bulan setelah baiat Aqabah kedua, para pemuka Quraisy mengadakan rapat penting untuk mendiskusikan cara terbaik menyingkirkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

al-Qur’an menyebutkan kesimpulan dari pendapat-pendapat yang dikemukakan dalam rapat tersebut.

Allah Ta’ala berfirman:

وَاِذْ يَمْكُرُ بِكَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لِيُثْبِتُوْكَ اَوْ يَقْتُلُوْكَ اَوْ يُخْرِجُوْكَۗ وَيَمْكُرُوْنَ وَيَمْكُرُ اللّٰهُ ۗوَاللّٰهُ خَيْرُ الْمٰكِرِيْنَ

Dan (ingatlah) ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan tipu daya terhadapmu (Muhammad) untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu atau mengusirmu. Mereka membuat tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Allah adalah sebaik-baik pembalas tipu daya.” (QS al-Anfal: 30)

Ketika mereka telah berkumpul di Darun Nadwah untuk mendiskusikan cara menyingkirkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, iblis datang dalam rupa seorang laki-laki tua. Ia mengaku berasal dari Najed. Ia mengatakan bahwa ia telah mendengar tujuan rapat mereka. Oleh karena itu, ia ingin memberi pendapat dan nasehat. Dan mereka pun mengizinkan.

Ketika rapat berlangsung dan salah seorang dari mereka mengusulkan untuk memenjarakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, laki-laki tua dari Najed itu berkata, “Demi Allah, itu bukan pendapat yang tepat. Jika kalian memenjarakannya, maka berita mengenainya akan keluar dari pintu yang kalian tutup itu dan sampai kepada para sahabatnya. Mereka tentu akan segera menyerang kalian untuk merebutnya kembali dari tangan kalian. Lalu jumlah mereka akan melebihi kalian dan akhirnya mereka mengalahkan kalian.”

Salah seorang dari mereka mengusulkan untuk membuang dan mengasingkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Laki-laki tua dari Najed itu kembali membantah usulan tersebut dan menjelaskan bahwa keindahan kata-kata Muhammad, gaya bicaranya yang manis serta kemampuannya dalam memikat hati akan menarik orang-orang kepadanya sehingga kelak ia dapat mengalahkan orang-orang Quraisy.

Akhirnya Abu Jahal mengusulkan agar mereka menunjuk dari setiap kabilah seorang pemuda yang tangguh dan memiliki nasab yang baik. Masing-masing dibekali dengan pedang yang tajam untuk menebas Muhammad secara bersamaan, seperti tebasan satu orang. Dengan demikian, darahnya akan terpencar di seluruh kabilah sehingga Bani Abdu Manaf tidak akan mampu memerangi semua kaum itu dan akan terpaksa menerima diat sebagai ganti rugi.

Laki-laki tua dari Najed itu setuju dengan usulan itu dan semua yang hadir pun setuju. Mereka kemudian berpisah dengan membawa kesepakatan tersebut. Mereka tinggal menunggu waktu pelaksanaan.

Baca sebelumnya: HIJRAHNYA UMAR BIN KHATHTHAB DAN ORANG-ORANG BERSAMANYA

Baca sesudahnya: IZIN HIJRAH

(Prof Dr Mahdi Rizqullah Ahmad)

Kisah