MENGEJEK, MENGHINA, MENERTAWAKAN, DAN MENGOLOK-OLOK

MENGEJEK, MENGHINA, MENERTAWAKAN, DAN MENGOLOK-OLOK

Orang-orang kafir Quraisy berupaya menghentikan dakwah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan berbagai cara. Di antaranya adalah dengan mengejek, menghina, menertawakan serta berlaku congkak terhadap orang-orang beriman.

Allah Ta’ala berfirman tentang ejekan mereka terhadap orang-orang yang beriman:

 وَكَذٰلِكَ فَتَنَّا بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لِّيَقُوْلُوْٓا اَهٰٓؤُلَاۤءِ مَنَّ اللّٰهُ عَلَيْهِمْ مِّنْۢ بَيْنِنَاۗ اَلَيْسَ اللّٰهُ بِاَعْلَمَ بِالشّٰكِرِيْنَ

Demikianlah, Kami telah menguji sebagian mereka (orang-orang kaya) dengan sebagian yang lain (orang-orang miskin) agar mereka (orang-orang kaya) berkata, ‘Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah oleh Allah?’ (Allah berfirman), ‘Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang mereka yang bersyukur (kepada-Nya)?’” (QS al-An’am: 53)

Seorang wanita Quraisy mengejek dan menghina Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan berkata, “Sungguh, aku berharap tuhanmu telah meninggalkanmu, sebab aku tidak melihat-Nya di dekatmu selama dua atau tiga malam ini.”

Maka Allah Ta’ala menurunkan firman-Nya:

وَالضُّحٰىۙ وَالَّيْلِ اِذَا سَجٰىۙ مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلٰىۗ

Demi waktu duha (ketika matahari naik sepenggalah), dan demi malam apabila telah sunyi, Rabbmu tidak meninggalkan engkau (Muhammad) dan tidak (pula) membencimu.” (QS adh-Dhuha: 1-3)

Abu Jahal berkata dengan nada mengejek, “Ya Allah, jika benar ini dari-Mu, maka hujanilah kami dengan batu dari langit atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih.”

Maka turunlah ayat:

وَاِذْ قَالُوا اللهم اِنْ كَانَ هٰذَا هُوَ الْحَقَّ مِنْ عِنْدِكَ فَاَمْطِرْ عَلَيْنَا حِجَارَةً مِّنَ السَّمَاۤءِ اَوِ ائْتِنَا بِعَذَابٍ اَلِيْمٍ؛ وَمَا كَانَ اللّٰهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَاَنْتَ فِيْهِمْۚ وَمَا كَانَ اللّٰهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُوْنَ؛ وَمَا لَهُمْ اَلَّا يُعَذِّبَهُمُ اللّٰهُ وَهُمْ يَصُدُّوْنَ عَنِ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ

Dan (ingatlah), ketika mereka (orang-orang musyrik) berkata, ‘Ya Allah, jika (al-Qur’an) adalah benar (wahyu) dari Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih.’ Tetapi Allah tidak akan menghukum mereka selama engkau (Muhammad) berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan menghukum mereka sedangkan mereka (masih) memohon ampunan. Dan mengapa Allah tidak menghukum mereka padahal mereka menghalang-halangi orang untuk (mendatangi) Masjidil Haram?” (QS al-Anfal: 32-34)

al-Irasyi menjual seekor unta kepada Abu Jahal, namun Abu Jahal menunda pembayarannya. Lalu orang-orang Quraisy mengarahkan al-Irasyi kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan maksud agar beliau membantu al-Irasyi mengambil haknya dari Abu Jahal karena mereka mengetahui permusuhan yang terjadi antara Rasulullah dengan Abu Jahal. Maka al-Irasyi mendatangi Rasulullah dan mengadukan masalahnya. Beliau pun segera pergi bersama al-Irasyi ke rumah Abu Jahal untuk mengambil hak al-Irasyi dari Abu Jahal.

Setelah itu orang-orang Quraisy bertanya kepada Abu Jahal tentang perbuatan Abu Jahal. Abu Jahal berkata, “Celakalah kalian! Demi Allah, begitu ia mengetuk pintu rumahku dan aku mendengar suaranya, aku sangat ketakutan. Aku keluar menemuinya. Dan sungguh, di atas kepalanya ada seekor unta yang sangat besar. Aku tidak pernah melihat kepala, leher dan cakar yang seperti itu pada unta-unta yang lain. Demi Allah, jika aku menolak pembayaran itu, unta itu tentu telah memakanku.”

Allah Ta’ala berfirman tentang sikap mereka yang menertawakan orang-orang beriman:

اِنَّ الَّذِيْنَ اَجْرَمُوْا كَانُوْا مِنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا يَضْحَكُوْنَ؛ وَاِذَا مَرُّوْا بِهِمْ يَتَغَامَزُوْنَ؛ وَاِذَا انْقَلَبُوْٓا اِلٰٓى اَهْلِهِمُ انْقَلَبُوْا فَكِهِيْنَ

Sesungguhnya orang-orang yang berdosa adalah mereka yang dahulu menertawakan orang-orang yang beriman. Dan apabila mereka (orang-orang yang beriman) melintas di hadapan mereka, mereka saling mengedipkan mata. Dan apabila kembali kepada kaumnya, mereka kembali dengan gembira ria.” (QS al-Muthaffifin: 29-31)

Suatu hari para pemuka Quraisy berkumpul di Hijir guna membicarakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan perkara yang beliau bawa. Ketika mereka sedang demikian, Rasulullah muncul untuk melakukan tawaf di Ka’bah. Saat beliau lewat di depan mereka, mereka saling mengedipkan mata dan menggunjing beliau tiga kali.

Beliau berkata kepada mereka, “Wahai Quraisy, sungguh demi Zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, aku telah datang kepada kalian dengan penyembelihan.”

Mendengar respons dan ucapan beliau para pemuka Quraisy sangat terkejut.

Di kesempatan lain, demi menyombongkan diri dan merendahkan orang-orang beriman, para pemuka Quraisy berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Kami tidak rela duduk bersama mereka (yaitu Shuhaib, Bilal, dan Khabab). Maka usirlah mereka darimu!”

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sempat ingin melaksanakan perintah itu dengan harapan para pemuka Quraisy dan kaumnya masuk Islam, tetapi Allah Ta’ala menurunkan firman-Nya:

وَلَا تَطْرُدِ الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَدٰوةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيْدُوْنَ وَجْهَهٗ ۗمَا عَلَيْكَ مِنْ حِسَابِهِمْ مِّنْ شَيْءٍ وَّمَا مِنْ حِسَابِكَ عَلَيْهِمْ مِّنْ شَيْءٍ فَتَطْرُدَهُمْ فَتَكُوْنَ مِنَ الظّٰلِمِيْنَ

Janganlah engkau mengusir orang-orang yang menyeru Rabbnya di pagi hari dan petang hari. Mereka mengharapkan keridaan-Nya. Engkau tidak memikul tanggung jawab sedikit pun terhadap perbuatan mereka, dan mereka tidak memikul tanggung jawab sedikit pun terhadap perbuatanmu yang menyebabkan engkau (berhak) mengusir mereka sehingga engkau termasuk orang-orang yang zalim.” (QS al-An’am: 52)

Baca sebelumnya: TUDUHAN-TUDUHAN PALSU

Baca sesudahnya: BALASAN BAGI PENGOLOK-OLOK

(Prof Dr Mahdi Rizqullah Ahmad)

Kisah Sirah Nabawiyah