TAUHID ULUHIYAH

TAUHID ULUHIYAH

Di antara macam tauhid adalah tauhid uluhiyah yang bertumpu pada keikhlasan bertuhan hanya kepada Allah Ta’ala dengan rasa cinta dan takut, penuh harap dan tawakal, serta berdoa hanya kepada-Nya. Terbangun di atas semua itu adalah beribadah dengan segala macam bentuknya, baik yang lahir maupun yang batin, hanya untuk Allah yang Mahaesa yang tiada sekutu bagi-Nya, tidak mengadakan apa pun di dalamnya untuk selain-Nya, tidak untuk seorang raja yang dia dekat dengannya, tidak untuk seorang nabi yang diutus, apalagi untuk selain keduanya. Tauhid ini adalah yang dicakup dalam firman Allah Ta’ala:

اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ

Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan.” (QS al-Fatihah: 5)

Juga dalam firman Allah Ta’ala:

فَاعْبُدْهُ وَتَوَكَّلْ عَلَيْهِۗ وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُوْنَ

Maka sembahlah Dia, dan bertawakallah kepada-Nya. Dan sekali-kali Rabbmu tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan.” (QS Huud: 123)

Juga dalam firman Allah Ta’ala:

فَاِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ ۗ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ

Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah, ‘Cukuplah Allah bagiku. Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal. Dan Dia adalah Rabb yang memiliki ‘Arsy yang agung.” (QS at-Taubah: 129)

Selain Sang Pencipta, Pemberi rezeki, Yang Menghidupkan, Yang Mematikan, Pemberi manfaat, Pemberi bahaya, Yang Menentukan sikap, dan Pengatur, Allah juga adalah Zat Yang dituhankan yang wajib diarahkan segala macam ibadah hanya kepada-Nya. Yang demikian ini adalah keadilan, sedangkan kebalikannya adalah kezaliman, sebagaimana yang dikabarkan oleh Allah Ta’ala dalam firman-Nya:

 اِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ

Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (QS Luqman: 13)

Demi tauhid uluhiyah, Allah Ta’ala mengutus para rasul dan menurunkan berbagai kitab agar manusia menyembah Allah saja yang tiada sekutu bagi-Nya. Maka dasar dakwah para rasul kepada kaumnya adalah:

 يٰقَوْمِ اعْبُدُوا اللّٰهَ مَا لَكُمْ مِّنْ اِلٰهٍ غَيْرُهٗ

Wahai kaumku, sembahlah Allah! Sekali-kali tak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar bagimu selain-Nya.” (QS al-A’raf: 59)

Demi tauhid uluhiyah, jihad tegak sehingga darah ditumpahkan, harta orang lain dihalalkan, serta anak-anak dan para perempuan ditawan.

Demi tauhid ibadah, wala (loyal) dan bara’ (tidak loyal) muncul. Wala adalah untuk kaum mukminin, sekalipun dia orang asing (non-Arab), budak atau orang yang lemah. Sedanqkan bara’ adalah untuk kaum musyrikin, sekalipun dia orang Arab, sayyid atau orang mulia.

Sayyid kalanqan Quraisy adalah Abu Jahal yang merupakan Fir’aun umat ini. Dia berada di Neraka dan abadi di dalamnya. Sedangkan seorang Habasyah yang bernama Bilal adalah sayyid kita semua. Dia berada di Surga dan abadi di dalamnya.

Syaikh Sulaiman bin Abdul Wahhab rahimahullah berkata, “Tauhid uluhiyah adalah permulaan dan penghabisan agama ini, baik batin maupun lahir. Dia adalah materi pertama dan terakhir dakwah para rasul. Ini adalah makna ungkapan laa ilaaha illallah (tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah). Rabb adalah Zat yang dituhankan dan disembah dengan rasa cinta, takut, memuliakan, dan mengagungkan.”

Segala macam ibadah dan demi tauhid ini manusia diciptakan, para rasul diutus, dan semua kitab suci diturunkan. Karena ini pula manusia terpisah-pisah menjadi golongan mukmin dan kafir. Mereka yang bahagia adalah para penghuni Surga, sedangkan mereka yang sengsara adalah para penghuni Neraka.

Allah Ta’ala berfirman:

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ وَالَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ

Wahai manusia, sembahlah Rabbmu yang telah menciptakan kalian dan orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa.” (QS al-Baqarah: 21)

Ini adalah perintah yang pertama-tama dalam al-Qur’an.

Allah Ta’ala juga berfirman:

وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا نُوْحًا اِلٰى قَوْمِهٖ فَقَالَ يٰقَوْمِ اعْبُدُوا اللّٰهَ مَا لَكُمْ مِّنْ اِلٰهٍ غَيْرُهٗۗ اَفَلَا تَتَّقُوْنَ

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya. Lalu dia berkata, ‘Hai kaumku, sembahlah Allah oleh kalian, (karena) sekali-kali tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar bagi kalian selain Dia. Maka mengapa kalian tidak bertakwa (kepada-Nya)?’” (QS al-Mukminun: 23)

Ini adalah dakwah rasul pertama (Nuh) setelah terjadi kesyirikan (pada kaumnya).

Baca juga; TAUHID RUBUBIYAH

Baca juga: TAUHID ASMA DAN SIFAT

Baca juga: MENGGANTUNG TAMIMAH (JIMAT) ADALAH KESYIRIKAN

(Fuad bin Abdul ‘Aziz asy-Syalhub)

Akidah