MALU ADALAH BAGIAN DARI IMAN

MALU ADALAH BAGIAN DARI IMAN

Malu adalah salah satu adab yang terpuji. Adab terpuji lainnya, di antaranya adalah dermawan, pemberani, berhati mulia, berlapang dada, dan berwajah ceria.

Malu merupakan sifat yang memotivasi seseorang untuk melakukan perbuatan yang dapat mempercantik dan menghias diri. Malu juga memotivasi seseorang untuk meninggalkan perbuatan yang dapat merusak dan mengotori diri. Kita sering melihat orang-orang yang berperilaku di luar norma merasa malu di hadapan orang-orang. Dia merasa malu di hadapan Allah Ta’ala apabila melakukan perbuatan yang diharamkan atau meninggalkan perbuatan yang diwajibkan Allah kepadanya. Dia merasa malu di hadapan orang lain apabila meninggalkan tugas atau kewajiban yang harus ia kerjakan.

Sifat malu termasuk bagian dari iman. Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma menyebutkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berpapasan dengan seorang laki-laki dari kalangan Anshar yang sedang menasihati saudaranya tentang malu.

Nabi shallallahu ‘alalhi wa sallam bersabda,

دَعْهُ، فَإِنَّ الْـحَيَاءَ مِنَ الْإيْمَـانِ

Biarkan dia, karena malu adalah bagian dari iman.” (HR al-Bukhari, Muslim dan selainnya)

Di dalam hadis lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 الْإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ شُعْبَةً. فَأَعْلَاهَا قَوْلُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الْأَذَى عَنْ الطَّرِيقِ، وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنْ الْإِيمَانِ

Iman memiliki tujuh puluh tiga cabang. Yang tertinggi adalah ucapkan ‘laa ilaaha illallaah’, dan yang terendah adalah menyingkirkan duri dari jalan. Dan malu adalah bagian dari iman.” (HR al-Bukhari dan Muslim)

Orang yang memiliki sifat malu akan berjalan tenang. Ia tidak terburu-buru dan juga tidak lambat, sebab kedua cara berjalan itu dapat menuai celaan orang lain. Demikian juga ketika berbicara. Ia hanya berbicara yang baik-baik, penuh sopan santun, dan dengan gaya bahasa yang tinggi semampunya.

Orang yang tidak memiliki rasa malu akan berbuat sekehendak hati, sebagaimana tercantum dalam sebuah hadis sahih, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلَامِ النُّبُوَّةِ الأُوْلَى، إِذَا لَمْ تَسْتَحِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ

Sesungguhnya di antara yang dikenal oleh manusia dari kalimat kenabian terdahulu adalah, ‘Jika kamu tidak malu, maka berbuatlah sesukamu!‘” (HR al-Bukhari)

Nabi shallallahu ‘alaihl wa sallam adalah seorang yang pemalu. Beliau lebih pemalu dari gadis pingitan, yaitu gadis yang belum menikah yang biasanya pemalu. Namun demikian, beliau tidak pernah malu pada kebenaran. Beliau berani menyampaikan kebenaran dan menyebarkannya kepada siapa pun. Beliau akan merasa malu bila melakukan hal-hal yang merugikan orang lain.

Oleh karena itu, wahai saudaraku, hiasilah selalu dirimu dengan sifat malu, sopan santun, dan berakhlak mulia.

Baca juga: MALU TERMASUK AKHAK MULIA

Baca juga: SIFAT MALU

Baca juga: SUNGGUH MENAKJUBKAN URUSAN ORANG BERIMAN

(Syekh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin)

Kelembutan Hati