BERTEMU BANI ASLAM

BERTEMU BANI ASLAM

Dalam perjalanan hijrah ke Madinah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan rombongan bertemu dengan kafilah dagang kaum muslimin yang kembali dari Syam. Di antara mereka terdapat Zubair bin Awwam. Zubair memakaikan Rasulullah dan Abu Bakr pakaian berwarna putih.

Ketika sampai di Araj, mereka bertanya kepada penduduk setempat jalan menuju Madinah. Salah seorang penduduk menunjukkan jalan terdekat dan menjelaskan bahwa di jalan itu terdapat dua orang pencuri dari Bani Aslam yang dijuluki al-Muhanani (dua orang yang hina). Namun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak gentar dan tidak memedulikannya. Rasulullah dan rombongan pun memilih jalan terdekat.

Ketika bertemu dengan kedua pencuri dari Bani Aslam, Rasulullah menawarkan Islam kepada mereka. Mereka pun masuk Islam. Beliau memberi mereka nama al-Mukarramani (dua orang yang terhormat) sebagai pengganti dari al-Muhanani. Beliau menyuruh mereka mengunjungi beliau di Madinah kelak.

Dalam riwayat lain disebutkan bahwa beliau bertemu dengan suatu kafilah.

Beliau berkata kepada Abu Bakr, “Wahai Abu Bakr, tanyailah mereka! Siapakah mereka?

Abu Bakr bertanya tentang kafilah itu dan mereka menjawab, “Kami dari Bani Aslam.”

Beliau berkata lagi kepada Abu Bakr, “Wahai Abu Bakr, aku telah selamat. Sekarang tanyailah mereka lagi! Dari kelompok Bani Aslam yang manakah mereka?

Abu Bakr bertanya kepada mereka tentang asal mereka. Mereka menjawab, “Kami dari Bani Sahm (panah).”

Beliau memerintah Abu Bakr, “Lemparlah panahmu, wahai Abu Bakr.”

Ketika rombongan tiba di Hadwat yang berada di antara al-Juhfah dan al-Harsyi, mereka menemukan seekor unta. Sebelum itu mereka menunggang di atas satu unta karena unta yang lain tertinggal di belakang.

Milik siapakah unta ini?” tanya Rasulullah kepada seorang penggembala.

“Milik seorang laki-laki dari Bani Aslam,” jawab penggembala.

Rasulullah optimis mendengar jawaban itu. Beliau berkata kepada Abu Bakr, “Insya Allah aku selamat.”

“Siapa namamu?” tanya Rasulullah kepada penggembala.

“Mas’ud (yang berbahagia),” jawab penggembala.

Rasulullah semakin optimis mendengar jawaban itu. Beliau berkata kepada Abu Bakr, “Insya Allah aku bahagia.

Ketika Aus bin Abdurrahman bin Abdullah bin Hujr al-Aslami, pemilik unta datang, ia memberi mereka seekor unta jantan yang bernama ‘Ibnu ar-Rada’.

Aus menyuruh Mas’ud menemani rombongan untuk menunjuk jalan bagi mereka ke tempat yang dituju. Mas’ud pun mengantarkan Rasulullah dan rombongan hingga di Quba (dalam riwayat lain Madinah). Kemudian ia kembali ke Hadwat.

Di wilayah al-Ghamim, rombongan hijrah bertemu dengan Buraidah bin al-Hushaib al-Aslami, pemimpin kaumnya saat itu. Ia sengaja keluar untuk mencari Rasulullah dan Abu Bakr agar dapat memenangkan hadiah yang disediakan oleh orang-orang Quraisy. Ketika mereka bertemu, Rasulullah menjelaskan Islam kepada Buraidah. Buraidah pun masuk Islam. Bersama Buraidah, turut masuk Islam pula kaumnya sebanyak sekitar delapan puluh rumah. Malam itu Buraidah menginap bersama Rasulullah.

Pagi harinya Buraidah berkata, “Wahai Rasulullah, janganlah engkau memasuki Madinah kecuali dengan membawa bendera.”

Buraidah mengambil sorbannya dan mengikatkannya di sebatang tombak. Ia berjalan di depan Rasulullah hingga memasuki Madinah.

Baca sebelumnya: BERTEMU PENGGEMBALA

Baca setelahnya: TIBA DI MADINAH

(Prof Dr Mahdi Rizqullah Ahmad)

Kisah