BERTEMU PENGGEMBALA

BERTEMU PENGGEMBALA

Dalam perjalanan hijrah ke Madinah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan rombongan melewati seorang budak penggembala yang sedang menggembalakan domba. Mereka meminta makanan kepada penggembala tersebut. Akan tetapi, penggembala tidak dapat memberi makanan kepada mereka karena tidak seekor domba yang ia gembalakan mengeluarkan susu selain seekor domba tua yang susunya hampir kering.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta izin kepada penggembala untuk memegang kantung susu domba tua itu. Beliau memerahnya sehingga keluarlah air susu dari domba tua. Mereka pun meminumnya hingga kenyang.

Menyaksikan kejadian itu, penggembala masuk Islam. Ia memohon kepada Rasulullah untuk ikut bersama beliau ke Madinah. Namun beliau menyuruh penggembala untuk datang ke Madinah apabila ia telah mendengar kabar tentang keberadaan Rasulullah, yaitu apabila posisi beliau telah kuat.

Dalam lanjutan perjalanan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan rombongan melewati seorang budak yang bernama ath-Thayalisi. Ia sedang menggembalakan domba milik Uqbah bin Abi Mu’aith di Makkah

Beliau bertanya, “Wahai anak muda, apakah engkau memiliki susu yang dapat engkau berikan kepada kami?

ath-Thayalisi menjawab, “Sesungguhnya aku adalah orang yang memegang amanat. Aku tidak dapat memberi kalian susu.”

Beliau bertanya, “Apakah engkau memiliki domba muda yang belum pernah didekati oleh domba jantan?

ath-Thayalisi menjawab, “Ada.”

ath-Thayalisi membawa seekor domba kepada Rasulullah. Abu Bakr memegang domba itu, sedangkan Rasulullah mengambil kantung susunya. Kemudian beliau berdoa. Seketika kantung susu itu menjadi penuh dengan susu.

Abu Bakr mengambil sebuah batu besar yang berlubang. Rasulullah memerah susu ke batu itu. Lalu beliau dan Abu Bakr meminumnya. Beliau juga memberi ath-Thayalisi susu.

Beliau berkata kepada kantung susu itu, “Menyusutlah!”

Maka kantung susu domba itu pun kembali menyusut.

ath-Thayalisi mendatangi Rasulullah dan berkata, “Ajarkanlah aku kata-kata yang baik itu (yakni al-Qur’an).”

Beliau berkata, “Engkau seorang pemuda yang terpelajar.”

ath-Thayalisi belajar langsung dari beliau sebanyak tujuh puluh ayat. Tidak seorang pun membantah ath-Thayalisi tentang kepandaiannya.

Baca sebelumnya: SUSU DOMBA MELIMPAH DI TANGAN RASULULLAH

Baca sesudahnya: BERTEMU BANI ASLAM

(Prof Dr Mahdi Rizqullah Ahmad)

Kisah