PAHALA UMAT ISLAM LEBIH BESAR DARIPADA UMAT LAIN

PAHALA UMAT ISLAM LEBIH BESAR DARIPADA UMAT LAIN

Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

مَثَلُكُمْ وَمَثَلُ أَهْلِ الْكِتَابَيْنِ، كَمَثَلِ رَجُلٍ اسْتَأْجَرَ أُجَرَاءَ، فَقَالَ: مَنْ يَعْمَلُ لِي مِنْ غُدْوَةَ إِلَى نِصْفِ النَّهَارِ عَلَى قِيرَاطٍ؟ فَعَمِلَتِ الْيَهُودُ، ثُمَّ قَالَ: مَنْ يَعْمَلُ لِي مِنْ نِصْفِ النَّهَارِ إِلَى صَلَاةِ الْعَصْرِ عَلَى قِيرَاطٍ؟ فَعَمِلَتِ النَّصَارَى، ثُمَّ قَالَ: مَنْ يَعْمَلُ لِي مِنْ صَلَاةِ الْعَصْرِ إِلَى أَنْ تَغِيبَ الشَّمْسُ عَلَى قِيرَاطَيْنِ؟ فَأَنْتُمْ هُمْ فَغَضِبَتِ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى، فَقَالُوا: مَا لَنَا أَكْثَرَ عَمَلًا، وَأَقَلَّ عَطَاءً؟ قَالَ: هَلْ نَقَصْتُكُمْ مِنْ حَقِّكُمْ شَيْئًا؟ قَالُوا: لَا، قَالَ: فَذَلِكَ فَضْلِي أُوتِيهِ مَنْ أَشَاءُ

Perumpamaan kalian dan ahli kitab seperti seseorang yang menyewa para pekerja. Dia berkata; ‘Siapakah yang mau bekerja untukku dari pagi hingga pertengahan siang dengan upah satu qirath?’ Maka orang-orang Yahudi bekerja. Kemudian dia berkata, ‘Siapakah yang mau bekerja untukku dari pertengahan siang hingga salat Asar dengan upah satu qirath?’ Maka orang-orang Nasrani bekerja. Kemudain orang itu berkata lagi, ‘Siapakah yang mau bekerja untukku dari salat Asar hingga matahari terbenam dengan upah dua qirath?’ Maka kalianlah orangnya. Orang-orang Yahudi dan Nasrani pun marah seraya berkata, ‘Mengapa kami mengerjakan lebih banyak pekerjaan, tetapi lebih sedikit upah yang kami terima?’ Maka Dia (Allah) berkata, ‘Apakah ada hak kalian yang Aku kurangi?’ Mereka menjawab, ‘Tidak.’ Dia berkata, ‘Itu adalah karunia dariku yang aku berikan kepada siapa saja yang Aku kehendaki.’” (HR al-Bukhari)

PENJELASAN

Pada hadis ini terkandung keutamaan Islam dan bahwa pahala orang Islam lebih besar di sisi Allah Ta’ala daripada pahala pemeluk agama-agama sebelumnya. Perumpamaan yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam buat di atas menjelaskan hal itu.

فَذَلِكَ فَضْلِي أُوتِيهِ مَنْ أَشَاءُ (Itu adalah karuni dariku yang Aku berikan kepada siapa saja yang Aku kehendaki). Tidak ada penghalang bagi Allah Ta’ala. Dia memberikan karunia-Nya kepada siapa saja yang Dia kehendaki.

Allah adalah Pemilik karunia yang besar. Meskipun begitu, Allah tidak akan menzalimi siapa pun, tidak akan mengurangi hak dari pemilik hak sedikit pun, karena Allah adalah al-Hakam yang Mahaadil. Dia membalas amal saleh dan menambah balasan. Tambahan ini adalah karunia dari Allah Ta’ala.

Allah Ta’ala berfirman:

 اِنَّ اللّٰهَ لَا يَظْلِمُ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ ۚوَاِنْ تَكُ حَسَنَةً يُّضٰعِفْهَا وَيُؤْتِ مِنْ لَّدُنْهُ اَجْرًا عَظِيْمًا

Sesungguhnya Allah tidak akan menzalimi (seseorang) walaupun sebesar zarah. Jika ada kebajikan (walau sekecil zarah), niscaya Allah Ta’ala akan melipatgandakannya dan memberikan pahala yang besar dari sisiNya.” (QS an-Nisa’: 40)

Ini adalah karunia Allah Ta’ala. Setiap hamba tidak boleh menentang Allah Ta’ala yang memberikan keutamaan yang lebih kepada umat ini di atas umat-umat sebelumnya. Allah Ta’ala lebih mengetahui tempat-tempat turun karunia-Nya dan lebih mengetahui siapa yang berhak mendapatkan karunia-Nya. Allah Ta’ala lebih mengetahui makhluk-Nya. Membalas amal adalah keadilan dan menambah pembalasan adalah karunia.

Hadis ini mengandung keutamaan Islam di atas agama selainnya.

Baca juga: SERUAN ISLAM UNTUK BEKERJA

Baca juga: KEUTAMAAN NABI SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM (2/3)

Baca juga: KEUTAMAAN DZIKIR-DZIKIR YANG BERKAITAN DENGAN AMALAN SEHARI SEMALAM

(Syekh Shalih bin Fauzan al-Fauzan)

Akidah