ORANG YANG BERUNTUNG

ORANG YANG BERUNTUNG

Allah Ta’ala berfirman:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اصْبِرُوْا وَصَابِرُوْا وَرَابِطُوْاۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah kalian, dan kuatkanlah kesabaran kalian, dan tetaplah bersiaga (di perbatasan negeri kalian), dan bertakwalah kepada Allah agar kalian beruntung.” (QS Ali ‘Imran: 200)

PENJELASAN

Allah Ta’ala memerintahkan orang-orang yang beriman, sebagai tuntutan keimanannya, dan mengangkat derajat iman mereka dengan empat perkara ini: bersabar, menguatkan kesabaran, tetap bersiaga (di perbatasan negeri), dan bertakwa kepada Allah. Maka bersabarlah dari kemaksiatan, kuatkanlah kesabaran dalam ketaatan, bersiagalah dalam banyaknya kebaikan dan terus-menerus melakukannya, dan bertakwalah kepada Allah yang mencakup seluruhnya. “Bertakwalah kepada Allah supaya kalian beruntung.”

1. Bersabar dari Kemaksiatan

Bersabar dari kemaksiatan adalah bersabar dari hal-hal yang diharamkan oleh Allah Ta’ala. Kamu tidak boleh melakukannya. Sebaliknya, kamu harus menjauhinya dan tidak mendekatinya.

Bersabar dari kemaksiatan tidak terwujud kecuali jika hawa nafsumu mengajak kepadanya. Adapun orang yang tidak terlintas di benaknya kemaksiatan, maka orang itu tidak dikatakan bersabar dari kemaksiatan. Jika hawa nafsumu mengajakmu kepada kemaksiatan, maka bersabarlah dan tahanlah hawa nafsumu.

2. Menguatkan Kesabaran

Adapun menguatkan kesabaran adalah menguatkan kesabaran dalam ketaatan, karena dalam ketaatan terdapat dua hal:

Pertama. Perbuatan yang memberatkan dan mewajiban diri untuk melakukannya.

Kedua. Beban pada jiwa, karena ketaatan seperti meninggalkan kemaksiatan adalah berat bagi jiwa yang mengajak kepada keburukan.

Menguatkan kesabaran dalam ketaatan adalah lebih utama daripada bersabar dari kemaksiatan. Oleh karena itu, Allah Ta’ala berfirman:

وَصَابِرُوْا

Dan kuatkanlah kesabaranmu.” Ini seperti orang yang bersabar dalam menghadapi musuh ketika berperang dan berjihad.

3. Tetap Bersiaga

Adapun tetap bersiaga adalah melakukan banyak kebaikan dan terus menerus melakukannya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِسْبَاغُ الْوُضُوءِ عَلَى الْمَكَارِهِ، وَكَثْرَةُ الْخُطَا إِلَى الْمَسَاجِدِ، وَانْتِظَارُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الصَّلَاةِ، فَذَلِكُمْ الرِّبَاطُ

Menyempurnakan wudhu walau dalam keadaan berat, banyak melangkah ke masjid, dan menanti shalat setelah shalat, itulah ribath (bersiap siaga). Itulah ribath (bersiap siaga).” (HR Muslim)

Hadis ini menunjukkan banyak ketaatan yang dilakukan secara terus-menerus.

4. Bertakwa kepada Allah

Adapun ketakwaan, maka ia mencakup seluruh bentuk ketakwaan, karena ketakwaan pada dasarnya adalah melaksanakan apa-apa yang dapat melindungi diri dari siksa Allah. Ini terlaksana dengan menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi seluruh larangan-Nya.

Kemudian dalam ayat ini pula Allah Ta’ala menjelaskan bahwa melaksanakan keempat perintah ini menjadi sebab keberuntungan.

Allah Ta’ala berfirman:

 

 لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

Agar kalian beruntung.” (QS Ali ‘lmran: 200)

Keberuntungan merupakan kata yang menyeluruh yang mencakup dua hal:

Pertama. Memperoleh apa yang diinginkan,

Kedua. Selamat dari apa yang ditakutkan.

Barangsiapa bertakwa kepada Allah Azza wa Jalla, dia akan memperoleh apa yang diinginkan dan selamat dari apa yang ditakutkan.

Baca juga: BARANGSIAPA DIBERI TAUFIK, DIA BERUNTUNG DAN MENANG

Baca juga: MENJAGA KEHORMATAN DIRI, MERASA CUKUP DAN BERSABAR

Baca juga: BERDAKWAH PERLU KESABARAN

(Syekh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin)

Riyadhush Shalihin Serba-Serbi