Ketika mendengar suara guntur, dianjurkan untuk mengucapkan dzikir sebagaimana dijelaskan berikut ini:
Apabila mendengar suara guntur, Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma mengucapkan,
سُبْحَانَ الَّذِي سَبَّحَتْ لَهُ
“Mahasuci Rabb yang guntur bertasbih kepada-Nya.” Lalu ia berkata, “Sesungguhnya guntur adalah malaikat yang meneriaki hujan sebagaimana penggembala meneriaki kambingnya.” (HR al-Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad. Dihasankan oleh Syekh al-Albani dalam Shahih al-Adab al-Mufrad)
Jika mendengar guntur, Abdullah bin az-Zubair radhiyallahu ‘anhu menghentikan pembicaraannya, lalu berucap,
سُبْحَانَ الَّذِيْ يُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالْمَلاَئِكَةُ مِنْ خِيْفَتِهِ
“Mahasuci Rabb yang guntur bertasbih dengan memuji-Nya, (demikian pula) para malaikat, karena takut kepada-Nya,” (QS ar-Ra’d: 13) kemudian berkata, “Ini adalah peringatan keras bagi penduduk bumi. (HR al-Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad dan Malik dalam al-Muwatha’. Disahihkan oleh Imam an-Nawawi dalam al-Adzkar dan Syekh al-Albani dalam Shahih al-Adab al-Mufrad)
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata: Orang-orang Yahudi pernah mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka bertanya tentang ar-Ra’du. Beliau menjawab,
مَلَكٌ مِنَ الْمَلَائِكَةِ مُوَكَّلٌ بِالسَّحَابِ مَعَهُ مَخَارِيقُ مِنْ نَارٍ يَسُوقُ بِهَا السَّحَابَ حَيْثُ شَاءَ اللَّهُ
“(ar-Ra’du adalah) malaikat yang bertugas mengatur awan. Ia membawa mikhraq (cambuk) dari cahaya yang digunakan untuk menggiring awan sesuai dengan kehendak Allah.”
Mereka bertanya lagi, “Lalu suara apa yang kita dengar?”
Beliau menjawab,
زَجْرُهُ بِالسَّحَابِ إِذَا زَجَرَهُ حَتَّى يَنْتَهِيَ إِلَى حَيْثُ أُمِرَ
“Itu adalah suara awan yang sedang dihalaunya hingga berakhir di tempat yang diperintahkan Allah.”
Mereka berkata, “Engkau benar!” (HR at-Tirmidzi. Disahihkan oleh Syekh al-Albani dalam Shahih at-Tirmidzi)
Baca juga: DOA MEMOHON MAAF DAN AFIAT
Baca juga: DOA PERLINDUNGAN DARI KEBURUKAN MAKHLUK CIPTAAN-NYA
Baca juga: DZIKIR YANG RINGAN DIUCAPKAN, BERAT DI TIMBANGAN
(Majdi bin Abdul Wahab al-Ahmad)