UJUB YANG MEMBINASAKAN

UJUB YANG MEMBINASAKAN

Ujub adalah seseorang melihat diri sendiri dengan penuh kemuliaan dan keagungan, sedangkan ia melihat orang lain dengan penuh kehinaan dan kerendahan. Ujub muncul karena harta, anak, jabatan, keturunan, ilmu, pendapat dan lain sebagainya. Buah dari ujub adalah seseorang berkata, “Aku lebih baik dari dia,” sebagaimana hal itu dikatakan oleh Iblis la’natullah ‘alaih dan pengikutnya.

Allah Ta’ala berfirman kepada Iblis:

قَالَ يٰٓاِبْلِيْسُ مَا مَنَعَكَ اَنْ تَسْجُدَ لِمَا خَلَقْتُ بِيَدَيَّ ۗ اَسْتَكْبَرْتَ اَمْ كُنْتَ مِنَ الْعَالِيْنَ؛ قَالَ اَنَا۠ خَيْرٌ مِّنْهُ خَلَقْتَنِيْ مِنْ نَّارٍ وَّخَلَقْتَهٗ مِنْ طِيْنٍ

(Allah) berfirman, ‘Wahai Iblis, apa yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Aku ciptakan dengan kekuasaan-Ku? Apakah kamu menyombongkan diri atau kamu (merasa) termasuk golongan yang (lebih) tinggi?’ (Iblis) berkata, ‘Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau menciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah.’” (QS Shad: 75-76)

Pemilik dua kebun berkata kepada temannya,

اَنَا۠ اَكْثَرُ مِنْكَ مَالًا وَّاَعَزُّ نَفَرًا

Hartaku lebih banyak daripada hartamu, dan pengikutku lebih kuat.” (QS al-Kahfi: 34)

Kebinasaan adalah akhir dari sikap ujub. Allah Ta’ala berfirman kepada Iblis:

قَالَ فَاخْرُجْ مِنْهَا فَاِنَّكَ رَجِيْمٌۖ  وَّاِنَّ عَلَيْكَ لَعْنَتِيْٓ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ

(Allah) berfirman, ‘Kalau begitu keluarlah kamu dari Surga! Sesungguhnya kamu adalah makhluk yang terkutuk. Dan sungguh, kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan.” (QS Shad: 77-78)

Adapun pemilik dua kebun, Allah Ta’ala menghancurkan kebunannya,

وَاُحِيْطَ بِثَمَرِهٖ

Dan harta kekayaannya dibinasakan.” (QS al-Kahfi: 42)

Ketika Qarun merasa ujub dengan hartanya, melupakan karunia Allah Ta’ala kepadanya, dan berkata sebagaimana yang diabadikan di dalam al-Qur’an,

قَالَ اِنَّمَآ اُوْتِيْتُهٗ عَلٰى عِلْمٍ عِنْدِيْۗ

Dia (Qarun) berkata, ‘Sesungguhnya aku diberi (harta itu) semata-mata karena ilmu yang ada padaku.’” (QS al-Qashash: 78)

maka hukuman yang ia terima adalah,

فَخَسَفْنَا بِهٖ وَبِدَارِهِ الْاَرْضَ ۗفَمَا كَانَ لَهٗ مِنْ فِئَةٍ يَّنْصُرُوْنَهٗ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۖوَمَا كَانَ مِنَ الْمُنْتَصِرِيْنَ

Maka Kami benamkan dia (Qarun) bersama rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya satu golongan pun yang akan menolongnya selain Allah, dan dia bukan termasuk orang-orang yang dapat membela diri.” (QS al-Qashash: 81)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِي فِي حُلَّةٍ، تُعْجِبُهُ نَفْسُهُ، مُرَجِّلٌ رَأْسَهُ، يَخْتَالُ فِي مَشْيَتهِ، إِذْ خَسَفَ اللهُ بِهِ، فَهُوَ يَتَجَلْجَلُ فِي الْأَرْضِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ

Ketika seseorang laki-laki berjalan dengan pakaian indahnya, kagum kepada diri sendiri, rambut tersisir rapih, sombong dalam gaya berjalannya, tiba-tiba Allah membenamkannya (ke dalam bumi). Maka ia terus terbenam di dalam bumi hingga Hari Kiamat.” (Muttafaqun ‘alaihi)

Baca juga: TAKUT KEPADA ALLAH DI SAAT SEMBUNYI DAN TERANG-TERANGAN

Baca juga: TENTANG BAU MULUT ORANG YANG BERPUASA

Baca juga: KISAH PENCIPTAAN NABI ADAM ‘ALAIHISSALAM

(Dr Abdul Azhim bin Badawi al-Khalafi)

Serba-Serbi