SYARAT DITERIMANYA AMAL

SYARAT DITERIMANYA AMAL

Para ulama mengatakan bahwa amal saleh tidak mungkin diterima oleh Allah Ta’ala kecuali terpenuhi dua syarat, yaitu:

1️⃣ Sesuai dengan syariat

Syarat diterimanya amal yang pertama adalah hendaklah amal saleh tersebut sesuai dengan syariat yang telah Allah Ta’ala tentukan di dalam kitab-Nya atau sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Disebutkan dalam hadis dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا، فَهُوَ رَدٌّ

Barangsiapa beramal dengan suatu amalan tanpa tuntunan dari kami, maka amalan itu tertolak.” (HR al-Bukhari dan Muslim).

Itu artinya bahwa amalan yang dilakukan tanpa pijakan agama tertolak, tidak akan diterima oleh Allah Ta’ala.

Dalam hadis lain dijelaskan bahwa kita diperintahkan untuk memegang sunah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagaimana hadis dari Irbadh bin Sariyah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِيْ وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّيْنَ الرَّاشِدِيْنَ. تَمَسَّكُوْا بِهَا وَعَضُّوْا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ

Wajib atas kalian berpegang teguh pada sunahku dan sunah para Khulafaur Rashidin yang mendapatkan petunjuk. Peganglah sunah tersebut dan gigitlah dengan gigi geraham kalian!”  (HR Abu Dawud dan at-Tirmidzi. Beliau berkata hadis hasan sahih)

2️⃣ Ikhlas

Syarat diterimanya amal yang kedua adalah hendaklah amal saleh tersebut dilakukan secara ikhlas karena mengharap wajah Allah Ta’ala, berdasarkan hadis dari Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi  shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ. وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى. فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُولِهِ، فهِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُوْلِهِ. ومَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا، فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيِهِ

Sesungguhnya setiap amal disertai niat. Dan sesungguhnya setiap orang akan memperoleh (balasan) sesuai dengan apa yang diniatkan. Barangsiapa (niat) hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka (balasan) hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa hijrahnya kepada dunia yang ingin didapatkannya atau perempuan yang ingin dinikahinya, maka (balasan) hijrahnya kepada apa yang diniatkan.” (HR al-Bukhari dan Muslim)

Dan yang mendukung serta membenarkan ucapan tadi adalah firman Allah Ta’ala:

قُلْ اِنَّمَآ اَنَا۠ بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوْحٰٓى اِلَيَّ اَنَّمَآ اِلٰهُكُمْ اِلٰهٌ وَّاحِدٌۚ فَمَنْ كَانَ يَرْجُوْا لِقَاۤءَ رَبِّهٖ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَّلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهٖٓ اَحَدًا

Katakanlah, ‘Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kalian, yang diwahyukan kepadaku bahwa sesungguhnya Rabb kalian adalah Rabb yang Esa.’ Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadat kepada Rabbnya.”  (QS al-Kahfi: 110)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Menurut ahli sunah wal jamaah, amalan diterima dari orang yang bertakwa kepada Allah Ta’ala apabila dikerjakan dengan ikhlas karena Allah Ta’ala dan sesuai dengan perintah-Nya. Oleh karena itu, barangsiapa bertakwa kepada Allah Ta’ala ketika beramal, maka amalnya sangat mungkin diterima, walaupun dia melakukan perbuatan maksiat di tempat lain. Dan barangsiapa tidak menetapi ketakwaan ketika beramal, maka amalnya sangat mungkin tidak diterima, walaupun di sisi yang lain dia menaati Allah Ta’ala.”

Allah Ta’ala menegaskan bahwa kebaikan akan menghapus kejelekan, seperti yang tertera dalam firman-Nya:

وَاَقِمِ الصَّلٰوةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِّنَ الَّيْلِ ۗاِنَّ الْحَسَنٰتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّاٰتِۗ ذٰلِكَ ذِكْرٰى لِلذَّاكِرِيْنَ

Dan dirikanlah salat pada kedua ujung siang (pagi dan petang) dan pada permulaan malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapus (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk.”  (QS Huud: 114)

Seandainya kebajikan tidak diterima dari para pelaku keburukan, maka peluang untuk menghapusnya sangat kecil.

Baca juga: AMAL YANG DILAKUKAN SECARA KONTINYU DICINTAI RASULULLAH

Baca juga: AMALAN TERGANTUNG AKHIRNYA

Baca juga: AMAL-AMAL SALEH PADA BULAN ZULHIJAH

Baca juga: PERINGATAN DARI MAJELIS YANG TIDAK DISEBUT NAMA ALLAH

(Dr Amin bin Abdullah asy-Syaqawi)

Kelembutan Hati