SERANGAN FISIK TERHADAP PARA SAHABAT YANG TINGGAL DI MAKKAH

SERANGAN FISIK TERHADAP PARA SAHABAT YANG TINGGAL DI MAKKAH

Bukan hanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mendapatkan serangan fisik dari orang-orang kafir Quraisy, beberapa sahabat pun mengalami hal serupa, baik yang tinggal di Makkah maupun di luar Makkah.

Sejumlah sahabat yang tinggal di Makkah mengalami serangan fisik dari orang-orang kafir Quraisy. Ada yang dipukul hingga berdarah, diseret dan diikat dengan tali, diusir dari rumah dan dibiarkan kelaparan, digantung dan diasapi, serta dikurung hingga kelaparan. Berikut adalah beberapa sahabat yang mengalami penganiayaan tersebut:

Abu Bakr

Abu Bakr mendapat serangan fisik dari penduduk Makkah hingga ia berfikir untuk hijrah ke Habasyah guna menyelamatkan agamanya.

Suatu hari Abu Bakr menyampaikan khotbah di Masjidil Haram sambil berdiri. Melihat itu orang-orang musyrik marah. Mereka memukuli Abu Bakr. Di antara yang memukuli adalah Utbah bin Rabi’ah. Ia memukul wajah Abu Bakr dengan sepasang terompah yang ditambal. Akibatnya, hidung Abu Bakr berdarah hingga tidak dikenali lagi.

Bani Taim, yaitu kaum Abu Bakr, datang menyelamatkan Abu Bakr. Mereka mengusir orang-orang musyrik dari tempat itu. Abu Bakr kemudian dibawa pulang ke rumahnya dengan selembar kain. Mereka khawatir Abu Bakr meninggal hingga mereka bersumpah: Jika saja Abu Bakr meninggal, mereka akan membunuh Utbah bin Rabi’ah.

Abdullah bin Mas’ud

Abdullah bin Mas’ud adalah orang pertama yang membaca al-Qur’an secara terang-terangan di Makkah setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ia nekat membaca al-Qur’an walaupun sahabat-sahabatnya telah memperingatkan akan bahaya yang akan menimpanya mengingat permusuhan orang-orang musyrik terhadap kaum muslimin. Namun Ibnu Mas’ud nekat. Ia membaca al-Qur’an secara terang-terangan sehingga orang-orang musyrik datang menghampiri dan memukul wajahnya. Luka akibat pukulan itu meninggalkan bekas.

Sahabat-sahabatnya berkata, “Inilah yang kami takutkan menimpamu.”

“Tidak ada musuh Allah yang lebih ringan dari mereka sekarang ini,” timpal Ibnu Mas’ud. “Jika kalian berkenan, aku akan melakukannya lagi besok di hadapan mereka.”

Sahabat-sahabatnya berkata, “Cukup! Kamu telah memperdengarkan kepada mereka apa yang mereka benci.”

Utsman bin Affan

Paman Utsman bin Affan, al-Hakam bin Abul ash-bin Umayyah pernah menyeret Utsman dan mengikatnya kuat-kuat dengan tali. Ia bersumpah tidak akan melepaskan ikatan itu kecuali jika Utsman meninggalkan Islam. Namun Utsman bersumpah untuk tidak meninggalkan Islam. Melihat keteguhan Utsman dalam agamanya, pamannya meninggalkannya.

Mush’ab bin Umair

Ketika ibu Mush’ab bin Umair mengetahui keislaman anaknya, ia tidak memberinya makan, bahkan mengusirnya dari rumah. Padahal sebelumnya Mush’ab adalah orang yang paling senang hidupnya. Akibat diusir dari rumah, kulit Mush’ab berubah seperti kulit ular, hingga para sahabat terpaksa memapahnya karena beratnya penderitaan yang ia hadapi.

Umar bin Khaththab

Orang-orang musyrik pernah menyerang Umar bin Khaththab ketika sudah memeluk Islam. Bahkan Umar bisa saja terbunuh jika tidak diselamatkan oleh al-Ash bin Wa’il.

Utsman bin Mazh’un

Utsman bin Mazh’un yang baru kembali dari hijrah ke Habasyah pernah berada dalam perlindungan al-Walid bin al-Mughirah.

Suatu hari Labid bin Rabi’ah yang juga baru kembali ke Makkah berkumpul di majlis Quraisy. Ia membaca syair di hadapan orang-orang Quraisy.

Labid berkata, “Ketahuilah bahwa segala sesuatu selain Allah adalah batil.”

“Engkau benar!” balas Utsman bin Mazh’un.

“Dan setiap kenikmatan pasti akan sirna,” lanjut Labid.

“Engkau bohong! Kenikmatan Surga tidak pernah sirna,” sanggah Utsman.

Mendengar sanggahan Utsman Labid marah.

“Wahai Quraisy! Demi Allah, tidak pernah majelis kalian dihina seperti ini sebelumnya. Sejak kapan hal ini terjadi pada kalian?” teriak Labid.

Salah seorang dari mereka berkata, “Sesungguhnya orang ini termasuk orang-orang bodoh yang bersama Muhammad. Mereka telah meninggalkan agamanya. Maka janganlah engkau masukkan kata-katanya tadi ke dalam hati.”

Tetapi Utsman membalas perkataan orang itu sehingga suasana semakin panas.

Orang itu bangkit dan menampar Utsman sehingga mata Utsman membiru, sementara al-Walid duduk di dekatnya menyaksikan.

“Demi Allah, wahai keponakanku,” ujar al-Walid kepada Utsman, “jika saja kamu masih di bawah perlindunganku, tentu matamu tidak akan seperti itu,”

“Demi Allah, sungguh mataku yang masih sehat ini sangat membutuhkan apa yang menimpa saudaranya di jalan Allah. Dan sungguh, aku berada di bawah perlindungan Zat yang lebih perkasa dan lebih berkuasa daripada kamu, wahai Abu Abdi Syams,” balas Utsman.

“Kemarilah, wahai keponakanku!” bujuk al-Walid. “Jika kamu mau, kembalilah ke dalam perlindunganku.”

“Tidak!” jawab Utsman mantap.

Zubair bin Awwam

Paman Zubair bin Awwam pernah membungkus Zubair dengan tikar. Tikar itu kemudian digantung dan diasapi dengan api dari bawah.

Sang paman berkata, “Kembalilah kepada kekufuran, wahai Zubair!”

Zubair menjawab, “Aku tidak akan kembali kepada kekufuran selamanya.”

Salamah bin Hisyam bin al-Mughirah

Salamah bin Hisyam bin al-Mughirah pernah dikurung selama beberapa hari oleh saudaranya, Abu Jahal sepulang dari Habasyah. Ini membuat Salamah kelaparan. Namun Salamah berhasil melarikan diri dan menyusul Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di Madinah setelah perang Khandaq. Salamah adalah salah seorang yang didoakan oleh Rasulullah dalam kunut agar diselamatkan Allah dari musuh-musuh-Nya.

Baca sebelumnya: MEMUKUL HINGGA PINGSAN DAN MELEMPAR DENGAN BATU

Baca setelahnya: SIKSAAN FISIK TERHADAP MUSLIM YANG BERASAL DARI LUAR MAKKAH

(Prof Dr Mahdi Rizqullah Ahmad)

Kisah