PENGEMBALIAN ROH KE JASAD

PENGEMBALIAN ROH KE JASAD

Kiamat adalah hari dimana manusia dibangkitkan dari kuburnya menuju Rabb alam semesta.

Pada Hari Kiamat setiap roh kembali ke jasad masing-masing. Ini terjadi setelah tiupan sangkakala kedua, yaitu setelah roh dan jasad dipisahkan oleh kematian.

Allah Ta’ala memerintahkan Israfil untuk meniup sangkakala, maka dia pun meniup sangkakala. Maka siapa saja yang ada di langit dan di bumi mati, kecuali mereka yang dikehendaki oleh Allah. Kemudian Israfil meniup sangkakala kembali, maka roh-roh berhamburan dari sangkakala menuju jasad masing-masing dan tinggal di sana.

Roh-roh tidak tercipta dengan sangkakala melainkan setelah jasad tercipta dengan sempurna. Jika jasad telah tercipta dengan sempurna, maka sangkakala ditiup dan semua roh kembali ke jasad.

al-Ba’ts (kebangkitan) adalah pengembalian, bukan penciptaan yang baru. Ia adalah pengembalian untuk sesuatu yang hilang dan berubah, karena jasad berubah menjadi tanah, dan tulang menjadi lapuk, lalu Allah mengumpulkannya sehingga jasad terbentuk kembali. Setelah itu semua roh kembali ke jasad.

Adapun orang-orang yang mengklaim bahwa jasad diciptakan dalam keadaan baru, maka klaim itu adalah batil dan dibantah oleh al-Qur’an, as-Sunnah, dan akal.

Allah Ta’ala berfirman:

وَهُوَ الَّذِيْ يَبْدَؤُا الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيْدُهٗ وَهُوَ اَهْوَنُ عَلَيْهِ

Dan Dia-lah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian mengembalikan (menghidupkan)nya kembali. Dan menghidupkan kembali adalah lebih mudah bagi-Nya.” (QS ar-Rum: 27)

Yakni mengembalikan penciptaan yang Dia ciptakan pertama kali.

Dalam hadis qudsi Allah Ta’ala berfirman,

لَيْسَ أَوَّلُ الْخَلْقِ بِأَهْوَنَ عَلَيَّ مِنْ إِعَادَتِهِ

Penciptaan awal tidak lebih mudah bagi-Ku daripada pengembaliannya,” (HR al-Bukhari) karena semuanya mudah bagi Allah Ta’ala.

Firman Allah Ta’ala:

كَمَا بَدَأْنَآ اَوَّلَ خَلْقٍ نُّعِيْدُهٗ

Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah Kami akan mengulanginya.” (QS al-Anbiya’: 104)

Firman-Nya:

ثُمَّ اِنَّكُمْ بَعْدَ ذٰلِكَ لَمَيِّتُوْنَ؛ ثُمَّ اِنَّكُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ تُبْعَثُوْنَ

Kemudian sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. Kemudian sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) pada Hari Kiamat.” (QS al-Mu’minun: 15-16)

Firman-Nya,

 وَضَرَبَ لَنَا مَثَلًا وَّنَسِيَ خَلْقَهٗۗ قَالَ مَنْ يُّحْيِ الْعِظَامَ وَهِيَ رَمِيْمٌ؛ قُلْ يُحْيِيْهَا الَّذِيْٓ اَنْشَاَهَآ اَوَّلَ مَرَّةٍ ۗوَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيْمٌ

Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami dan melupakan asal kejadiannya. Dia berkata, ‘Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang yang telah hancur luluh?’ Katakanlah, ‘Ia akan dihidupkan oleh Rabb yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Mahamengetahui tentang segala makhluk.’” (QS Yasin: 78-79)

Adapun dalil dari as-Sunnah, maka banyak sekali hadis yang menjelaskan hal ini.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan,

أَنَّ النَّاسُ يُحْشَرُونَ فِيْهَا حُفَاةً عُرَاةً غُرْلًا

Manusia akan dikumpulkan pada Hari Kiamat dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang dan belum dikhitan.” (HR al-Bukhari dan Muslim)

Yang dikumpulkan adalah manusia, bukan selainnya.

Yang jelas bahwa kebangkitan adalah pengembalian jasad yang telah diciptakan sebelumnya.

Jika ada yang berkata, “Bisa jadi manusia diterkam binatang buas. Tubuhnya menjadi makanan binatang tersebut. Tubuhnya bercampur dengan darah, daging dan tulang binatang tersebut, kemudian keluar melalui kotoran dan kencing binatang tersebut. Bagaimana jawabannya?”

Jawabannya, “Sesungguhnya perkara ini sangat mudah bagi Allah. Dia berfirman, ‘Kun  (jadilah),’ maka terjadilah. Jasad yang dibangkitkan akan terbebas dari segala yang mencampurinya. Kuasa Allah di atas bayangan kita, karena Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.”

Sifat-sifat Hari Kiamat dijelaskan di dalam al-Qur’an, as-Sunnah dan ijmak kaum muslimin.

Sifat-sifat Hari Kiamat yang dijelaskan di dalam al-Qur’an sangat banyak. Semuanya mengerikan dan menakutkan, karena Hari Kiamat adalah hari yang sangat agung. Jika kita tidak beriman kepada Hari Kiamat, maka kita tidak akan beramal untuk Hari Kiamat. Tidak mungkin seseorang beramal untuk hari itu sehingga dia beriman kepadanya dan sehingga Allah menyebutkan sifat-sifatnya yang mendorong orang untuk beramal demi hari itu.

Adapun as-Sunnah, maka hadis-hadis tentang Kiamat berjumlah sangat banyak. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan di dalam hadis-hadis tersebut apa yang terjadi padanya tentang Haudh, Sirath, buku catatan amal dan lain-lain.

Adapun ijmak, yaitu dalil ketiga, maka sungguh kaum muslimin telah berijmak secara qath’i atas keimanan kepada Hari Kiamat. Barangsiapa mengingkarinya, maka dia kafir, kecuali dia bodoh atau tidak mengerti Islam. Orang seperti ini harus diberitahu. Jika setelah diberitahu dia tetap mengingkarinya, maka dia kafir.

Ada dalil keempat, yaitu kitab-kitab langit yang bersepakat menetapkan adanya Hari Kiamat. Oleh karena itu, orang-orang Yahudi dan Nasrani beriman kepadanya. Sampai sekarang mereka tetap beriman. Kamu mendengar mereka berkata, “Fulan almarhum atau rahimahullah,” atau yang seperti itu yang menunjukkan bahwa mereka beriman kepada Hari Akhir sampai sekarang.

Ada dalil kelima, yaitu akal. Penjelasannya adalah bahwa seandainya Hari Kiamat tidak ada, maka penciptaan manusia sia-sia, sedangkan Allah Ta’ala disucikan dari kesia-siaan. Lalu, apa hikmah dari suatu kaum yang diciptakan, diperintahkan, dilarang, diwajibkan, dianjurkan, lalu mati tanpa hisab dan tanpa azab? Oleh karena itu, Allah Ta’ala berfirman:

اَفَحَسِبْتُمْ اَنَّمَا خَلَقْنٰكُمْ عَبَثًا وَّاَنَّكُمْ اِلَيْنَا لَا تُرْجَعُوْنَ؛ فَتَعٰلَى اللّٰهُ الْمَلِكُ الْحَقُّۚ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ رَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيْمِ

Maka apakah kalian mengira bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kalian secara main-main (saja), dan bahwa kalian tidak akan dikembalikan kepada Kami? Maka Mahatinggi Allah, raja yang sebenarnya. Tidak ada ilah yang berhak disembah selain Dia, Rabb (yang memiliki) Arsy yang mulia.” (QS al-Mu’minun: 115-116)

Dan Allah Ta’ala berfirman:

اِنَّ الَّذِيْ فَرَضَ عَلَيْكَ الْقُرْاٰنَ لَرَاۤدُّكَ اِلٰى مَعَادٍ

Sesungguhnya yang mewajibkan atasmu (melaksanakan hukum-hukum) al-Qur’an benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali.” (QS al-Qashash: 85)

Bagaimana Allah menurunkan al-Qur’an dan mewajibkan kita mengamalkannya tetapi tidak ada Hari Kiamat, di mana di sana kita dihisab atas pengamalan al-Qur’an yang diturunkan kepada kita?

Jadi dalil yang menetapkan Hari Akhir ada lima.

Baca juga: NIKMAT DAN AZAB KUBUR

Baca juga: BANGKIT MEMENUHI PANGGILAN RABB ALAM SEMESTA

(Syekh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin)

Akidah