Syekh bin Baz rahimahullah ditanya:
Ketika salat, pikiranku sedang kacau dan banyak yang dipikirkan. Aku tidak menyadari diri sendiri kecuali setelah salam. Oleh karena itu, aku mengulangi salatku. Namun aku merasa salatku yang kedua sama seperti yang pertama. Bahkan aku lupa tasyahud awal dan tidak tahu berapa rakaat yang telah kukerjakan. Hal itu semakin menambah kekhawatiran dan rasa takutku akan murka Allah. Kemudian aku sujud sahwi. Aku mohon bimbingannya. Terima kasih.
Syekh bin Baz rahimahullah menjawab:
Bisikan (pikiran kacau) itu berasal dari setan. Kamu wajib memelihara salat, berkonsentrasi dan tuma’ninah sehingga kamu melaksanakannya dengan penuh kesadaran.
Allah Ta’ala berfirman:
قَدْ اَفْلَحَ الْمُؤْمِنُوْنَ؛ الَّذِيْنَ هُمْ فِيْ صَلٰو تِهِمْ خَاشِعُوْنَ
“Sungguh beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam salatnya.” (QS al-Mukminun: 1-2)
Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat orang yang tidak sempurna salatnya dan tidak tuma’ninah, beliau menyuruhnya untuk mengulangi salatnya. Beliau bersabda,
إِذَا قُمْتَ إِلَى الصَّلَاةِ فَأَسْبِغْ الْوُضُوءَ، ثُمَّ اسْتَقْبِلْ الْقِبْلَةَ فَكَبِّرْ، ثُمَّ اقْرَأْ مَا تَيَسَّرَ مَعَكَ مِنْ الْقُرْآنِ، ثُمَّ ارْكَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ رَاكِعًا، ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَعْتَدِلَ قَائِمًا، ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا، ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ جَالِسًا، ثُمَّ افْعَلْ ذَلِكَ فِي صَلَاتِكَ كُلِّهَا
“Jika engkau hendak mendirikan salat, sempurnakanlah wudu, lalu berdirilah menghadap kiblat kemudian bertakbirlah (takbiratul ihram), lalu bacalan ayat al-Qur’an yang mudah bagimu, kemudian rukuklah sampai engkau tenang dalam posisi rukuk, kemudian bangkitlah (berdiri dari rukuk) sampai engkau berdiri tegak, kemudian sujudlah sampai engkau tenang dalam posisi sujud, kemudian bangkitlah (dari sujud) sampai engkau tenang dalam posisi duduk, kemudian lakukanlah itu semua dalam semua salatmu.” (HR al-Bukhari dan Muslim)
Ketika kamu mendirikan salat, bertakbirlah, kemudian bacalah sesuatu yang mudah dari al-Qur’an, kemudian rukuklah hingga tuma’ninah dalam keadaan rukuk, Kemudian angkatlah kepalamu dari rukuk hingga berdiri lurus, kemudian sujudlah hingga tuma’ninah dalam keadaan sujud, kemudian angkatlah kepalamu dari sujud hingga tuma’ninah dalam keadaan duduk, kemudian lakukan hal tersebut dalam semua salatmu.
Jika kamu sadar bahwa dalam salatmu kamu sedang berhadapan dengan Allah dan bermunajat kepada-Nya, maka hal itu dapat mendorongmu untuk khusyuk dan konsentrasi. Setan pun menjauh darimu sehingga kamu selamat dari bisikannya. Jika dalam salatmu kamu merasa banyak godaan, meniuplah tiga kali ke samping kiri dan memohonlah perlindungan kepada Allah tiga kali dari godaan setan yang terkutuk. In sya Allah ini akan membebaskan kamu.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menyuruh salah seorang sahabatnya melakukan hal itu, ketika orang itu berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya setan telah menyelinap di antara diriku dan salatku serta bacaanku. Ia mengacaukan salatku. (HR Muslim) Jadi, kamu tidak perlu mengulang salatmu gara-gara godaan setan. Hendaklah kamu sujud sahwi jika kamu telah melakukan apa yang diwajibkan itu. Misalnya, kamu tidak melakukan tasyahhud awal karena lupa, atau tidak membaca tasbih ketika rukuk atau sujud karena lupa. Jika kamu ragu apakah kamu telah mengerjakan tiga rakaat atau empat rakaat dalam salat Zuhur, maka anggaplah tiga rakaat, lalu sempurnakanlah salatmu, kemudian sujud sahwilah dua kali sebelum salam. Jika dalam salat Magrib kamu ragu apakah baru dua rakaat atau sudah tiga rakaat, maka anggaplah itu baru dua rakaat, lalu sempurnakanlah salatmu, lalu sujud sahwilah dua kali sebelum salam. Demikianlah yang diperintahkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Semoga Allah melindungi kamu dari godaan setan dan menunjuki kamu kepada yang diridai-Nya.
Baca juga: MENOLAK KERAGUAN AKAN IMAN
(Syekh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz)