PESAN DI AWAL RAMADHAN

PESAN DI AWAL RAMADHAN

Berikut adalah beberapa pesan singkat di awal bulan Ramadhan.

1. Sebab Keberadaan Anda di Dunia

Allah Ta’ala berfirman:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (QS adz-Dzariyaat: 56)

Imam an-Nawawi rahimahullah menjelaskan, “Ini adalah pernyataan yang jelas bahwa mereka (jin dan manusia) diciptakan untuk tujuan beribadah. Oleh karena itu, sangat pantas bagi mereka untuk memerhatikan tujuan penciptaan dan berpaling dari kenikmatan dunia dengan mengedepankan sikap zuhud. Hal ini karena dunia adalah tempat menjalankan tugas, bukan tempat keabadian. Dunia hanyalah tempat penyeberangan, bukan rumah tempat berdiam.”

Allah Ta’ala berfirman:

 وَاِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَةَ اللّٰهِ لَا تُحْصُوْهَا

Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya.” (QS an-Nahl: 18)

Nikmat teragung adalah nikmat Islam. Betapa banyak manusia di muka bumi ini yang terhalang dari mengucapkan kesaksian bahwa tidak ada sembahan yang berhak disembah kecuali Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah. Islam merupakan karunia Allah yang Dia berikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki.

Selanjutnya, pujilah Allah Ta’ala sebagai wujud rasa syukur atas nikmat hidayah dan petunjuk-Nya. Berapa banyak orang yang berafiliasi kepada Islam, tetapi mereka melanggar ajaran-ajarannya yang zahir maupun yang batin. Mereka lalai dalam menunaikan kewajiban dan tenggelam dalam kemaksiatan dan dosa.

Selain itu, Anda tidak pernah terlepas dari nikmat Allah Ta’ala, yaitu negeri yang aman, rezeki yang lapang dan badan yang sehat. Oleh karena itu, kewajiban Anda adalah bersyukur, baik dengan ucapan maupun perbuatan. Bentuk syukur teragung ialah ketaatan kepada Allah Ta’ala dan menjauhi larangan-Nya. Bahwasanya nikmat itu menjadi kekal karena sikap syukur. Allah Ta’ala berfirman:

لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ

Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu.” (QS Ibrahim: 7)

2. Bertemu Kembali dengan Ramadhan

Di antara nikmat Allah atas diri Anda adalah dipanjangkannya umur Anda sehingga Anda kembali bertemu dengan bulan Ramadhan. Betapa banyak kematian memisahkan kita dari sahabat kita. Betapa banyak tanah menelan kekasih kita.

Panjang umur dan kelangsungan hidup adalah kesempatan untuk memperbanyak bekal berupa ketaatan dan mendekatkan diri kepada Allah dengan amal saleh. Modal seorang muslim adalah umurnya. Karenanya, pergunakanlah waktu dan kesempatan Anda dengan sebaik-baiknya hingga tidak terbuang sia-sia. Ingatlah orang-orang yang menjalankan puasa dan salat Idul Fitri bersama kita tahun lalu. Dimanakah mereka sekarang setelah kematian menghampirinya? Terapkanlah hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ: شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ، وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ، وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ، وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ، وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ

Pergunakanlah yang lima sebelum datang yang lima: yaitu masa mudamu sebelum masa tuamu, masa sehatmu sebelum masa sakitmu, masa kayamu sebelum masa miskinmu, waktu luangmu sebelum waktu sempitmu, dan hidupmu sebelum matimu.” (HR al-Hakim. Disahihkan oleh Syekh al-Albani dalam Shahih al-Jami’)

Kemudian berusahalah agar Anda termasuk golongan manusia terbaik, seperti yang disampaikan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Dari Abu Bakrah radhiyallahu ‘anhu, dari ayahnya. Ia berkata, “Seseorang bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Wahai Rasulullah, siapakan manusia terbaik?”

Beliau menjawab,

مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ

Orang yang panjang umurnya dan baik amalnya.’

Orang itu bertanya kembali, ‘Lalu siapakah manusia terburuk?’

Beliau menjawab,

مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَسَاءَ عَمَلُهُ

Orang yang panjang umurnya dan buruk amalnya.'” (HR at-Tirmidzi, Ahmad, dan al-Hakim. Disahihkan oleh Syekh al-Albani dalam Shahih at-Targhib wat Tarhib)

3. Ikhlas

Wajib untuk mengikhlaskan niat dan meluruskan sikap kepada Allah Ta’ala. Ketika tengah menjalankan ketaatan, berhati-hatilah terhadap pintu masuk riya’ (ingin dilihat) dan sumah (ingin didengar), sebab keduanya adalah penyakit berbahaya yang bisa merusak amal. Simpan dan tutupilah amal kebaikan Anda, sebagaimana Anda menyimpan dan menutup segala keburukan dan aib Anda. Milikilah simpanan amal saleh yang hanya diketahui oleh Allah Ta’ala, berupa salat sunah, linangan air mata di kegelapan malam, sedekah secara sembunyi-sembunyi, dan lain-lain. Ketahuilah bahwa Allah Ta’ala tidak menerima amal kecuali dari orang-orang yang bertakwa. Oleh karena itu, berusahalah untuk menggapai tingkatan takwa.

Allah Ta’ala berfirman:

اِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللّٰهُ مِنَ الْمُتَّقِيْنَ

Sesungguhnya Allah hanya menerima (amal) dari orang yang bertakwa.” (QS al-Maa’idah: 27)

Jangan sampai Anda termasuk golongan orang yang enggan masuk Surga, seperti yang disebutkan oleh Rasulullah shallailahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya,

كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى

Setiap umatku akan masuk Surga kecuali yang enggan.”

Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang enggan itu?”

Beliau menjawab,

مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ. وَمَنْ عَصَانِي، فَقَدْ أَبَى

Orang yang taat kepadaku akan masuk Surga, dan orang yang mendurhakaiku, dialah yang enggan.” (HR al-Bukhari)

4. Dzikir

Biasakanlah diri Anda berdzikir kepada Allah di setiap kesempatan dan keadaan. Jadikanlah lisan Anda basah karena dzikir menyebut asma Allah Ta’ala, dan jagalah bacaan doa-doa terkenal dan dzikir-dzikir syar’i.

Allah Ta’ala berfirman:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اذْكُرُوا اللّٰهَ ذِكْرًا كَثِيْرًاۙ وَّسَبِّحُوْهُ بُكْرَةً وَّاَصِيْلًا

Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah Allah dengan mengingat (nama-Nya) sebanyak-banyaknya, dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.” (QS al-Ahzab: 41-42)

Allah Ta’ala berfirman:

وَالذَّاكِرِيْنَ اللّٰهَ كَثِيْرًا وَّالذَّاكِرٰتِ اَعَدَّ اللّٰهُ لَهُمْ مَّغْفِرَةً وَّاَجْرًا عَظِيْمًا

Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan bagi mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS al-Ahzab: 35)

Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu berdzikir kepada Allah di setiap kesempatan beliau.” (HR Muslim)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

سَبَقَ الْمُفَرِّدُونَ

Orang-orang yang sendirian telah mendahului.”

Para shahabat bertanya, “Siapakah orang-orang yang sendirian itu, wahai Rasulullah?”

Beliau menjawab,

الذَّاكِرُونَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتُ

Yaitu laki-laki dan perempuan yang banyak berdzikir kepada Allah.” (HR Muslim)

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Secara umum, apabila seorang hamba berpaling dari Allah dan sibuk dengan kemaksiatan, hari-hari kehidupannya yang hakiki menghilang. Ia akan menjumpai akibat hilangnya hari-hari tersebut pada hari ketika dia berkata, ‘Alangkah baiknya sekiranya dahulu aku mengerjakan (kebajikan) untuk hidupku ini.’ (QS al-Fajr: 24)”

Ketahuilah bahwa setelah Anda meninggal, tidak seorang pun datang untuk melaksanakan salat, puasa dan lain-lain untuk Anda. Oleh karena itu, bergegaslah untuk berdzikir kepada Allah Ta’ala dan memperbanyak perbekalan berupa ketaatan dan ibadah kepada-Nya.

5. Membaca al-Qur’an

Berusahalah untuk selalu membaca al-Qur’an setiap hari. Sekiranya Anda mengatur jadwal untuk membaca al-Qur’an satu juz setiap kali selesai salat, tentu dalam satu hari Anda bisa menyelesaikan lima juz. Sungguh ini merupakan karunia yang besar dari Allah.

Sebagian orang terlihat bersungguh-sungguh dan bersemangat di awal bulan, tetapi bosan setelah itu, bahkan setelah fase semangat itu, ia tidak membaca al-Qur’an sama sekali dalam satu atau dua hari. Padahal banyak riwayat yang menjelaskan keutamaan membaca al-Qur’an, keutamaan yang menyenangkan jiwa dan menenangkan hati.

Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ، وَالحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا. لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ، وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ، وَلَامٌ حَرْفٌ، وَمِيمٌ حَرْفٌ

Barangsiapa membaca satu huruf dari Kitab Allah, ia akan mendapatkan satu kebaikan, sedangkan satu kebaikan akan dilipatgandakan menjadi sepuluh kebaikan. Aku tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf, melainkan alif adalah satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf.” (HR. at-Tirmidzi. Ia berkata, “Hadis ini hasan sahih gharib.”)

Dari Abu Umamah al-Bahili radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ اقْرَءُوا

Bacalah al-Qur’an, sebab pada Hari Kiamat ia akan datang dengan memberi syafaat kepada para pembacanya.” (HR. Muslim)

6. Berdakwah

Ramadhan adalah kesempatan untuk menggiatkan dakwah kepada Allah Ta’ala. Oleh karena itu, dekatkan diri Anda kepada Allah di bulan mulia ini dengan menyampaikan dakwah kepada kerabat, tetangga dan orang-orang terdekat Anda, dengan perantara buku, kaset, nasihat dan bimbingan. Jangan biarkan satu hari pun berlalu tanpa menanam saham dalam dakwah. Dakwah merupakan tugas para rasul, nabi, dai dan para penyeru kebaikan. Hendaklah Anda memiliki saham dalam dakwah di bulan agung ini, bulan ketika jiwa-jiwa dahaga, hati terbuka, dan pahala melimpah.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

فَوَاللَّهِ، لَأَنْ يَهْدِيَ اللَّهُ بِكَ رَجُلًا وَاحِدًا خَيْرٌ لَكَ مِنْ حُمْرِ النَّعَمِ

Demi Allah, jika karena upayamu Allah memberikan petunjuk kepada seseorang, maka pahalanya lebih baik bagimu daripada unta merah.” (HR al-Bukhari dan Muslim)

al-Hasan rahimahullah berkata, “Kedudukan berdakwah kepada Allah adalah kedudukan yang paling utama bagi seorang hamba.”

7. Menjauhi Majelis-majelis yang tidak Bermanfaat

Jauhilah majelis-majlis yang tidak bermanfaat. Jagalah lidah Anda dari menggunjing, mengadu domba, dan berkata keji. Tahanlah lidah Anda dari ucapan yang dimurkai Allah. Tekankan pada diri Anda untuk selalu mengucapkan kata-kata yang baik dan sopan. Hendaklah lidah Anda selalu basah karena dzikir kepada Allah. Bulan ini adalah kesempatan untuk memperbanyak bekal berupa ketaatan dan keseriusan beribadah. Terkadang kesempatan itu tidak terulang, bahkan bisa jadi Anda meninggal dunia sebelum kesempatan itu kembali kepada Anda.

Selain itu, hendaklah diketahui bahwa setiap waktu yang dijalani seorang mukmin ibarat ganimah (harta rampasan perang).

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Ada dua orang Baliy dari kabilah Qudha’ah yang masuk Islam pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Salah seorang dari keduanya mengalami syahid, sedang yang lainnya hingga satu tahun kemudian. Thalhah Ibnu Ubaidillah radhiyallahu ‘anhu berkata, ‘Suatu kali aku bermimpi melihat Surga. Aku melihat orang yang terakhir mati syahid masuk Surga sebelum orang yang lebih dahulu mati syahid. Aku menjadi heran karenanya. Keesokan harinya aku menceritakan hal itu kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam -atau orang lain menceritakannya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam-. Beliau bersabda, ‘Bukankah ia telah berpuasa Ramadhan dan melaksanakan salat sunah sebanyak enam ribu rakaat, atau sekian rakaat dari salat sunah?” (HR Ahmad. Disahihkan oleh Syekh al-Albani dalam Shahih al-Jami’)

8. Rumah sebagai Basis Pengajaran

Rumah Anda adalah basis pertama dalam tugas pengajaran Anda. Oleh karena itu, pertama-tama berusahalah untuk membentuk dan mendidik diri Anda dengan kebaikan, baru kemudian beranjak kepada orang-orang di sekeliling Anda, yaitu istri, saudara laki-laki, saudara perempuan, dan anak-anak Anda. Ingatkanlah mereka akan keagungan bulan ini. Anjurkanlah mereka untuk menjaga pelaksanaan salat dan memperbanyak bacaan al-Qur’an. Jadilah Anda sebagai orang yang menyuruh kepada yang makruf (baik) dan mencegah dari yang mungkar di rumah Anda, dengan membiasakan berkata yang baik dan jujur. Ikutilah semua itu dengan doa agar hidayah turun kepada mereka. Bulan Ramadhan merupakan kesempatan untuk mengawasi dan menasihati anggota keluarga yang lalai. Semoga Allah Taala memberi petunjuk kepada orang-orang di sekeliling Anda, sehingga Anda mendapatkan pahala yang besar dari Allah, sebagaimana disampaikan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ، فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ

Barangsiapa menunjukkan kepada kebaikan, maka ia mendapatkan pahala seperti pahala pelaku kebaikan tersebut.” (HR Muslim)

Apabila Anda dikejutkan oleh cepatnya perputaran hari dan digelisahkan oleh perkara akhirat, kemudian Anda ingin beramal dan tidak termangu begitu saja, maka mengarahlah ke pintu tobat. Ketuklah ia dengan kesungguhan untuk kembali. Katakanlah, “Barangkali ini adalah Ramadhan terakhir dalam kehidupanku. Barangkali aku tidak hidup lagi setelah tahun ini.” Namun, janganlah Anda sekadar membayangkan. Bergegaslah untuk melaksanakannya. Ayunkan langkah menuju urusan akhirat. Demi Allah, Anda membutuhkan satu kebaikan. Hadirkanlah keagungan Allah yang Mahaperkasa, kebesaran yang Mahamengawasi. Ingatlah satu hari ketika anak-anak beruban. Renungkanlah tentang Surga yang hamparannya seluas langit dan bumi, yang dipersiapkan untuk orang-orang yang bertakwa. Renungkanlah tentang Neraka yang berisi api yang bergejolak.

Allah Ta’ala berfirman:

نَزَّاعَةً لِّلشَّوٰىۚ تَدْعُوْا مَنْ اَدْبَرَ وَتَوَلّٰى

Yang mengelupaskan kulit kepala. Yang memanggil orang yang membelakangi dan yang berpaling (dari agama).” (QS al-Ma’aarij: 16-17)

Dengan mengingat semua itu, dengan izin Allah Ta’ala, Anda akan melihat sesuatu yang akan membantu Anda untuk berkesinambungan dalam beribadah dan berkomitmen dalam ketaatan. Jika Anda telah menghabiskan umur Anda yang telah lalu dengan jumlah lebih banyak dalam urusan dunia, maka sekarang habiskanlah sisa umur Anda yang tinggal sedikit itu dengan urusan akhirat.

Baca juga: PUASA RAMADHAN: KEWAJIBAN DAN KEUTAMAANNYA

Baca juga: KEWAJIBAN PUASA RAMADHAN DAN WAKTUNYA

Baca juga: SALAT LIMA WAKTU, SALAT JUMAT, DAN PUASA RAMADHAN ADALAH PENGHAPUS DOSA

(Abu Malik bin Muhammad Abdurrahman al-Qasim)

Kelembutan Hati