PENYESALAN KETIKA DIBANGKITKAN

PENYESALAN KETIKA DIBANGKITKAN

Di Hari Akhir manusia menampakkan penyesalan ketika dibangkitkan.

Allah Ta’ala berfirman:

وَنُفِخَ فِى الصُّوْرِ فَاِذَا هُمْ مِّنَ الْاَجْدَاثِ اِلٰى رَبِّهِمْ يَنْسِلُوْنَ؛ قَالُوْا يٰوَيْلَنَا مَنْۢ بَعَثَنَا مِنْ مَّرْقَدِنَا ۜهٰذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمٰنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُوْنَ

Dan ditiuplah sangkakala, maka seketika itu mereka keluar dari kuburnya menuju Rabb mereka. Mereka berkata, ‘Aduh, celakalah kami! Siapakah yang telah membangkitkan kami dari tidur kami (di kubur)?’ Inilah yang dijanjikan oleh Yang Mahapengasih, dan benarlah rasul-rasul(-Nya).” (QS Yasin: 51-52)

Ibnu Sa’di rahimahullah berkata, “Mereka bergerak cepat di hadapan Rabb mereka. Mereka tidak sanggup berjalan perlahan. Dalam kondisi itu, orang-orang yang dahulu mendustakan agama Islam bersedih dan menampakkan penyesalan. Mereka berkata, ‘Aduh, celakalah kami! Siapakah yang telah membangkitkan kami dari tidur kami?’ Yakni dari tidur kami di kubur.”

Para ahli maksiat, jika mereka tidak bertobat, keadaan mereka akan sangat pedih pada Hari Kiamat. Lalu bagaimana keadaan ahli maksiat yang sombong pada Hari Kiamat?

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

يُحْشَرُ الْمُتَكَبِّرُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَمْثَالَ الذَّرِّ فِي صُوَرِ الرِّجَالِ. يَغْشَاهُمُ الذُّلُّ مِنْ كُلِّ مَكَانٍ. فَيُسَاقُونَ إِلَى سِجْنِ جَهَنَّمَ  يُقَالُ لَه بُولَسُ. تَعْلُوهُمْ نَارُ الْأَنْيَارِ، يُسْقَوْنَ مِنْ عُصَارَةِ أَهْلِ النَّارِ، طِينَةِ الْخَبَالِ

Orang-orang sombong kelak akan dibangkitkan pada Hari Kiamat seperti semut-semut dalam rupa manusia. Mereka diliputi kehinaan dari segala arah. Mereka digiring ke sebuah tahanan di Jahanam yang bernama Bulas. Mereka ditutup dengan nyala api dan diberi minuman berupa kotoran ahli Neraka, yang bernama thinatul khabal.” (HR Ahmad dan at-Tirmidzi, dan dia berkata, ‘Hadis hasan’)

Lalu bagaimana keadaan orang yang riya’?

Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhu, bahwa dia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ سَمَّعَ النَّاسَ بِعَمَلِهِ، سَمَّعَ اللَّهَ بِهِ مَسَامِعَ خَلْقِهِ، وَصَغَّرَهُ، وَحَقَّرَهُ

Barangsiapa memperdengarkan amalnya kepada manusia, maka Allah akan memperdengarkan perbuatan riya’ itu pada pendengaran makhluk-Nya, mengerdilkannya dan menghinakannya.” (HR Ahmad. Lihat Shahih at-Targhib)

Dan bagaimana keadaan ahli maksiat yang tidak menunaikan zakat emas, perak, unta, sapi dan kambing?

Allah Ta’ala berfirman:

وَالَّذِيْنَ يَكْنِزُوْنَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ وَلَا يُنْفِقُوْنَهَا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۙفَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ اَلِيْمٍۙ يَّوْمَ يُحْمٰى عَلَيْهَا فِيْ نَارِ جَهَنَّمَ فَتُكْوٰى بِهَا جِبَاهُهُمْ وَجُنُوْبُهُمْ وَظُهُوْرُهُمْۗ هٰذَا مَا كَنَزْتُمْ لِاَنْفُسِكُمْ فَذُوْقُوْا مَا كُنْتُمْ تَكْنِزُوْنَ

Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih pada hari dipanaskan emas perak itu di dalam Neraka Jahannam, lalu dibakarnya dahi, lambung dan punggung mereka. (Lalu dikatakan) kepada mereka, ‘Inilah harta benda kalian yang kalian simpan untuk diri kalian sendiri. Maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kalian simpan itu.” (QS at-Taubah: 34-35)

Firman Allah Ta’ala ini dijelaskan oleh sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

مَا مِنْ صَاحِبِ ذَهَبٍ وَلَا فِضَّةٍ لَا يُؤَدِّي مِنْهَا حَقَّهَا، إِلَّا إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ، صُفِّحَتْ لَهُ صَفَائِحُ مِنْ نَارٍ، فَأُحْمِيَ عَلَيْهَا فِي نَارِ جَهَنَّمَ، فَيُكْوَى بِهَا جَنْبُهُ وَجَبِينُهُ وَظَهْرُهُ. كُلَّمَا بَرَدَتْ أُعِيدَتْ لَهُ. فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ، حَتَّى يُقْضَى بَيْنَ الْعِبَادِ. فَيَرَى سَبِيلَهُ، إِمَّا إِلَى الْجَنَّةِ، وَإِمَّا إِلَى النَّارِ

Tidaklah pemilik emas dan perak yang tidak menunaikan hak (emas dan perak) darinya (yaitu zakat), kecuali ketika Hari Kiamat, (emas dan perak itu) dijadikan lempengan-lempengan di Neraka, kemudian dipanaskan di dalam Neraka Jahanam, lalu dibakarlah dahinya, lambungnya dan punggungnya. Setiap kali lempengan itu mendingin, ia dikembalikan (dipanaskan di dalam Jahanam) untuk (menyiksa)nya kembali. (Hal itu dilakukan pada Hari Kiamat) yang satu hari lamanya sama dengan 50 ribu tahun hingga diputuskan (hukuman) di antara seluruh hamba. Kemudian dia akan melihat jalannya, apakah ke Surga ataukah ke Neraka”. (HR al-Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ahmad dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا فَلَمْ يُؤَدِّ زَكَاتَهُ، مُثِّلَ لَهُ مَالُهُ يَوْمَ القِيَامَةِ شُجَاعًا أَقْرَعَ لَهُ زَبِيبَتَانِ. يُطَوَّقُهُ يَوْمَ القِيَامَةِ. ثُمَّ يَأْخُذُ بِلِهْزِمَتَيْهِ – يَعْنِي بِشِدْقَيْهِ – ثُمَّ يَقُولُ: أَنَا مَالُكَ، أَنَا كَنْزُكَ

Barangsiapa diberi harta oleh Allah tapi tidak menunaikan zakatnya, harta itu akan diubah baginya di Hari Kiamat menjadi seekor ular jantan aqra’ (yang kulit kepalanya rontok karena terkumpul banyak racun di sana), yang berbusa di kedua sudut mulutnya. Ular itu dikalungkan (di lehernya) pada Hari Kiamat. Ular itu memegang (menggigit) dengan kedua sudut mulutnya, lalu berkata, ‘Aku adalah hartamu. Aku adalah simpananmu.’” (HR al-Bukhari, Abu Dawud, dan Ahmad)

Pada hadis lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَلَا صَاحِبِ كَنْزٍ لَا يَفْعَلُ فِيهِ حَقَّهُ، إِلَّا جَاءَ كَنْزُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ شُجَاعًا أَقْرَعَ يَتْبَعُهُ فَاتِحًا فَاهُ. فَإِذَا أَتَاهُ، فَرَّ مِنْهُ. فَيُنَادِيهِ: خُذْ كَنْزَكَ الَّذِي خَبَّأْتَهُ. فَأَنَا عَنْهُ غَنِيٌّ. فَإِذَا رَأَى أَنَّهُ لَا بُدَّ مِنْهُ، سَلَكَ يَدَهُ فِي فَمِهِ. فَيَقْضِمُهَا قَضْمَ الْفَحْلِ

Tidaklah pemilik harta simpanan yang tidak melakukan haknya padanya, kecuali harta simpanannya itu akan datang pada Hari Kiamat sebagai seekor ular jantan aqra’ yang akan mengikutinya sambil membuka mulutnya. Ketika ular itu mendatanginya, pemilik harta simpanan itu lari darinya. Lalu ular itu memanggilnya, Ambillah harta simpananmu yang telah engkau sembunyikan ini! Aku tidak membutuhkannya. Ketika pemilik harta itu megetahui bahwa dia tidak dapat menghindar darinya, dia memasukkan tangannya ke dalam mulut ular tersebut. Maka ular itu memakannya sebagaimana hewan jantan memakan makanannya.” (HR Abu Dawud, Ahmad dan ad-Darimi)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَمَا مِنْ صَاحِبِ إِبِلٍ لَا يُؤَدِّي زَكَاتَهَا، إِلَّا بُطِحَ لَهَا بِقَاعٍ قَرْقَرٍ. كَأَوْفَرِ مَا كَانَتْ، تَسْتَنُّ عَلَيْهِ. كُلَّمَا مَضَى عَلَيْهِ أُخْرَاهَا رُدَّتْ عَلَيْهِ أُولَاهَا. حَتَّى يَحْكُمَ اللهُ بَيْنَ عِبَادِهِ، فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ، ثُمَّ يَرَى سَبِيلَهُ، إِمَّا إِلَى الْجَنَّةِ وَإِمَّا إِلَى النَّارِ. وَمَا مِنْ صَاحِبِ غَنَمٍ لَا يُؤَدِّي زَكَاتَهَا، إِلَّا بُطِحَ لَهَا بِقَاعٍ قَرْقَرٍ. كَأَوْفَرِ مَا كَانَتْ فَتَطَؤُهُ بِأَظْلَافِهَا، وَتَنْطَحُهُ بِقُرُونِهَا. لَيْسَ فِيهَا عَقْصَاءُ وَلَا جَلْحَاءُ. كُلَّمَا مَضَى عَلَيْهِ أُخْرَاهَا رُدَّتْ عَلَيْهِ أُولَاهَا. حَتَّى يَحْكُمَ اللهُ بَيْنَ عِبَادِهِ، فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ مِمَّا تَعُدُّونَ، ثُمَّ يَرَى سَبِيلَهُ إِمَّا إِلَى الْجَنَّةِ، وَإِمَّا إِلَى النَّارِ

Tidaklah seorang pemilik unta enggan mengeluarkan zakatnya, melainkan (pada Hari Kiamat) ia ditelentangkan di suatu tempat yang datar. Ia diinjak-injak dan digigit oleh unta-unta itu. Setiap kali unta terakhir selesai menginjak-injak dan menggigit, unta pertama kembali melakukan hal yang sama. Demikianlah hingga Allah memutuskan perkara di antara manusia, pada suatu hari yang lamanya setara dengan lima puluh ribu tahun (di dunia), dan barulah ia akan melihat jalannya, apakah ke Surga ataukah ke Neraka. Dan tidaklah seorang pemilik kambing yang enggan menunaikan zakatnya, melainkan (pada Hari Kiamat) ia akan ditelentangkan di suatu tempat yang datar. Ia diinjak-injak oleh kambing-kambing itu dengan kukunya dan ditanduk dengan tanduknya. Di antara kambing itu tidak ada yang bengkok tanduknya dan tidak ada yang tidak bertanduk. Setiap kali kambing terakhir selesai menginjak dan menanduk, kambing pertama kembali melakukan hal yang sama. Demikianlah hingga Allah memutuskan perkara di antara manusia, pada suatu hari yang lamanya setara dengan lima puluh ribu tahun (di dunia), dan barulah ia akan melihat jalannya, apakah ke Surga ataukah ke Neraka.” (HR al-Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi, an-Nasa-i, Abu Dawud dan Ahmad)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

النَّائِحَةُ إذَا لَمْ تتُبْ قَبْل مَوْتِهَا، تُقَامُ يوْمَ الْقِيامةِ وعَلَيْها سِرْبَالٌ مِنْ قَطِرَانٍ، ودِرْعٌ مِنْ جرَبٍ

Wanita yang meratapi mayit jika tidak bertobat sebelum kematiannya, kelak akan dibangkitkan pada Hari Kiamat dalam keadaan memakai jubah dari ter (cairan aspal) dan baju dari kudis.” (HR Muslim)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

مَنْ لَبِسَ ثَوْبَ شُهْرَةٍ فِي الدُّنْيَا، أَلْبَسَهُ اللَّهُ ثَوْبَ مَذَلَّةٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، ثُمَّ أَلْهَبَ فِيهِ نَارًا

Barangsiapa memakai pakaian syuhrah (popularitas) di dunia, kelak Allah Ta’ala akan memakaikannya pakaian kehinaan pada Hari Kiamat, lalu kepadanya api dinyalakan.” (HR Abu Dawud dan Ibnu Majah, dan dihasankan oleh Syekh al-Albani)

Baca juga: PENYESALAN SAAT KEMATIAN DAN DI ALAM KUBUR

Baca juga: PENYESALAN DI NERAKA

(Ibrahim ‘Abdullah bin Saif al-Mazru’i)

Akidah