PEMIMPIN YANG ADIL

PEMIMPIN YANG ADIL

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ أَحَبَّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَقْرَبَهُمْ مِنْهُ مَجْلِسًا إِمَامٌ عَادِلٌ، وَإِنَّ أَبْغَضَ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَشَدَّهُ عَذَابًا إِمَامٌ جَائِرٌ

Sesungguhnya orang yang paling dicintai Allah pada Hari Kiamat dan yang paling dekat tempat duduknya dengan Allah adalah pemimpin yang adil. Dan sesungguhnya orang yang paling dibenci Allah pada Hari Kiamat dan yang paling keras siksanya adalah pemimpin yang zalim.” (Diriwayatkan oleh Ahmad. Hamzah Ahmad az-Zain berkata, “Sanad hadis ini hasan.”)

Pemimpin adalah orang yang memiliki wewenang dalam mengurus kemaslahat kaum muslimin. Pemimpin yang adil selalu mengikuti perintah Allah Ta’ala dengan menempatkan segala sesuatu pada tempatnya, tidak berlebihan dan tidak juga lalai. Ia senantiasa memberi nasihat kepada hamba-hamba Allah, memberitahu mereka kewajiban-kewajiban yang harus mereka penuhi dalam urusan agama dan dunia, melaksanakan kewajiban yang dibebankan kepadanya, seperti menjaga syariat Allah dan hak-hak kaum muslimin, melindungi mereka, berjihad melawan musuh mereka, mencegah mereka dari melakukan kerusakan, dan menegakkan hudud Allah di tengah-tengah mereka.

Pemimpin yang adil memiliki kedudukan yang tinggi di akhirat. Allah Ta’ala menyampaikan kabar gembira berupa kesudahan yang baik bagi siapa saja yang berlaku adil dalam memegang kekuasaan dan menjatuhkan keputusan, serta berlaku adil terhadap apa saja yang mereka pimpin.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إنَّ الْمُقْسِطِيْنَ عِنْدَ اللهِ عَلَى مَنَابِرَ مِنْ نُوْرٍ: اَلّذِيْنَ يَعْدِلُوْنَ فِي حُكْمِهِمْ وَأَهْلِيْهِمْ وَمَا وَلَوُاْ

Sesungguhnya orang-orang yang berbuat adil akan berada di atas mimbar-mimbar cahaya di sisi Allah, (yaitu) orang-orang yang berlaku adil dalam hukum dan keluarga, serta apa yang mereka pimpin.” (HR Muslim)

Keutamaan ini berlaku bagi orang yang berlaku adil terhadap apa pun yang dijabat, seperti khilafah, kekuasaan (imarah), peradilan (qadha), pengawasan (hisbah), pengasuhan anak yatim, sedekah, wakaf, dan hal-hal yang terkait dengan hak-hak keluarga dan semacamnya.

Pemimpin yang adil termasuk salah satu dari tujuh golongan yang dinaungi oleh Allah Ta’ala di bawah naungan-Nya pada Hari Kiamat. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ تَعَالَى فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ: إِمَامٌ عَدْلٌ، وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ اللَّهِ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ، وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ، وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ: إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ

Tujuh golongan manusia yang akan Allah naungi dalam naungan-Nya pada hari yang tidak ada satu naungan pun kecuali naungan-Nya: (1) Pemimpin yang adil; (2) Pemuda yang tumbuh dalam beribadah kepada Allah; (3) Laki-laki yang hatinya terpaut dengan masjid; (4) Dua laki-laki yang saling mencintai karena Allah. (Mereka) bertemu karena Allah dan berpisah karena Allah; (5) Laki-laki yang diajak (berzina) oleh perempuan terhormat dan cantik lalu berkata, ‘Sesungguhnya aku takut kepada Allah’; (6) Laki-laki yang bersedekah lalu menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang telah disedekahkan oleh tangan kanannya; (7) Laki-laki yang mengingat Allah dalam kesendirian dengan air mata berlinang.” (HR al-Bukhari dan Muslim)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih dahulu menyebut pemimpin yang adil sebelum enam golongan lainnya karena pemimpin yang adil memberi banyak maslahat dan manfaat kepada banyak orang.

Di antara karunia yang Allah Ta’ala berikan kepada pemimpin yang adil di dunia adalah doanya tidak tertolak ketika ia memohon kepada-Nya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ثَلَاثٌ لَا يُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ: إِمَامٌ عَادِلٌ، وَالصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ،  وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ

Tiga golongan (manusia) yang doa mereka tidak tertolak, yakni pemimpin yang adil, orang yang berpuasa sampai ia berbuka, dan doa orang teraniaya.” (Shahih Sunan at-Tirmidzi)

Dalam sabda ini, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga lebih mendahulukan menyebut pemimpin yang adil daripada dua golongan lainnya, karena manfaat pemimpin yang adil menyebar kepada siapa saja yang berada di bawah kekuasaannya.

Baca juga: CELAAN TERHADAP AMBISI UNTUK MERAIH JABATAN

Baca juga: JABATAN ADALAH PENYESALAN DI HARI KIAMAT

Baca juga: BENTUK-BENTUK NASIHAT UNTUK PEMIMPIN

Baca juga: LAKI-LAKI ADALAH PEMIMPIN BAGI PEREMPUAN

(Adnan ath-Tharsyah)

Serba-Serbi