MENGAKU SEBAGAI NABI

MENGAKU SEBAGAI NABI

Di antara tanda-tanda kiamat adalah munculnya para dajjal atau ‘pendusta besar yang mengaku sebagai nabi’. Mereka menebar fitnah kesesatan mereka. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan bahwa jumlah mereka mendekati 30 orang. Dalam sebagian hadis disebutkan 27 orang, yaitu jumlah yang mendekati 30.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَقْتَتِلَ فِئَتَانِ عَظِيمَتَانِ. يَكُونُ بَيْنَهُمَا مَقْتَلَةٌ عَظِيمَةٌ. دَعْوَتُهُمَا وَاحِدَةٌ. وَحَتَّى يُبْعَثَ دَجَّالُونَ كَذَّابُونَ قَرِيبٌ مِنْ ثَلَاثِينَ، كُلُّهُمْ يَزْعُمُ أَنَّهُ رَسُولُ اللَّهِ، وَحَتَّى

Hari Kiamat tidak terjadi sampai dua golongan besar saling membunuh besar-besaran padahal ajakan keduanya sama, dan sampai muncul para pendusta besar yang jumlahnya mendekati 30 orang yang semuanya mengaku sebagai utusan Allah, dan sampai…” (HR al-Bukhari dan Muslim)

Kata ba’ts maksudnya bukan pengutusan yang sebanding dengan kenabian. Tapi maksudnya seperti firman Allah Ta’ala:

اَلَمْ تَرَ اَنَّآ اَرْسَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ عَلَى الْكٰفِرِيْنَ تَؤُزُّهُمْ اَزًّا

Tidakkah kamu lihat bahwasanya kami telah mengirim setan-setan itu kepada orang-orang kafir untuk mendorong mereka (berbuat maksiat) dengan sungguh-sungguh.” (QS Maryam: 83)

Maksudnya juga bukan secara mutlak semua orang yang mengaku sebagai nabi, karena mereka sesungguhnya tidak terhitung jumlahnya karena saking banyaknya, mengingat mayoritas mereka berperilaku demikian karena gila. Tapi yang dimaksud adalah orang-orang yang menyebarkan pemikiran sesat dan menyimpang serta menimbulkan syubhat-syubhat.

Diriwayatkan dari Hudzaifah bin al-Yaman radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa beliau bersabda,

وَإِنَّهُ سَيَخْرُجُ فِى أُمَّتِى كَذَّابُونَ دَجَّالُونَ قَرِيبًا مِنْ ثَلَاثِينَ وَإِنِّى خَاتَمُ الْأَنْبِيَاءِ لَا نَبِىَّ بَعْدِى

Sungguh akan muncul di kalangan umatku para pendusta besar yang jumlahnya mendekati 30 orang. Aku adalah penutup para nabi. Tidak ada lagi nabi sesudahku.” (Hadis sahih. Diriwayatkan oleh Ahmad, al-Hatisami dan ath-Thabarani. al-Bazzar juga menyebutkan hadis ini. al-Albani menyebutkan hadis ini dalam as-Silsilah ash-Shahihah. Dia menilainya sahih)

Pada masa sahabat muncul pendusta besar yang mengaku sebagai nabi, yaitu Musailamah al-Kadzdzab. Dia memiliki banyak pengikut. Kejahatannya sangat besar sampai Allah menolong para sahabat sehingga mereka dapat menumpasnya pada masa khalifah Abu Bakr ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu dalam perang Yamamah.

Di antara orang yang mengaku sebagai nabi pada masa sahabat adalah al-Aswad al-Ansi yang muncul di Yaman dan berhasil dibunuh oleh para sahabat. Juga Thulaihah bin Khuwailid, tapi kemudian dia bertobat dan kembali kepada Islam. Juga Sajjaj al-Kahinah yang dinikahi oleh Musailamah, lalu dia kembali masuk Islam setelah Musailamah tewas.

Pada masa tabiin orang yang mengaku sebagai nabi adalah al-Mukhtar ats-Tsaqafi. Satu abad yang lalu di Iran pada tahun 1233 H juga muncul orang yang mengaku sebagai nabi, yaitu Mirza Abbas. Dia meninggal dunia di Palestina pada tahun 1309 H. Di Sudan juga muncul nabi palsu yaitu Mahmud Muhammad Thaha. Dia telah menyesatkan banyak manusia dan dihukum mati pada tahun 1985 M.

Dajjal-dajjal (para pendusta besar) lainnya akan terus bermunculan sampai muncul Dajjal terbesar yang buta sebelah matanya. Kita berlindung kepada Allah dari fitnahnya.

Imam Ahmad meriwayatkan dalam Musnadnya dari hadis Samurah bin Jundub radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam khotbahnya saat terjadi gerhana matahari pada masa beliau,

وَإِنَّهُ وَاللهِ، لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَخْرُجَ ثَلَاثُونَ كَذَّابًا، آخِرُهُمُ الْأَعْوَرُ الدَّجَّالُ  

Demi Allah, tidak akan terjadi Hari Kiamat sampai muncul 30 dajjal (pendusta besar). Yang terakhir adalah Dajjal yang buta sebelah matanya.” (HR Ahmad)

Baca juga: MERAJALELANYA RIBA

Baca juga: TAKLID DAN MENGIKUTI TRADISI UMAT-UMAT SEBELUMNYA

(Mushthafa Abu an-Nashr as-Silbi)

Akidah