ORANG PALING MULIA, ORANG PALING BERTAKWA

ORANG PALING MULIA, ORANG PALING BERTAKWA

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya, “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling mulia?”

Beliau menjawab,

أَتْقَاهُمْ

Orang yang paling bertakwa di antara mereka.”

Mereka berkata, “Bukan itu yang kami tanyakan.”

Beliau menjawab,

فَيُوسُفُ نَبِيُّ اللهِ ابْنُ نَبِيِّ اللهِ ابْنُ نَبيِّ اللهِ ابْنُ خَلِيلِ اللهِ

Yusuf nabi Allah, anak nabi Allah, anak nabi Allah, anak kekasih Allah.”

Mereka berkata, “Bukan itu yang kami tanyakan.”

Beliau berkata,

فَعَنْ مَعَادِنِ الْعَرَبِ تَسْأَلُونِي؟ خِيَارُهُمْ فِي الْجَاهِليَّةِ خِيَارُهُمْ فِي الْإِسْلَامِ إِذَا فقُهُوا

Apakah tentang pembesar-pembesar Arab yang kalian tanyakan kepadaku? Yang terbaik di antara mereka di masa jahiliah akan menjadi yang terbaik di masa Islam jika mereka memahami (hukum-hukum syariat).” (Muttafaqun ‘alaih)

PENJELASAN

Para sahabat bertanya, “Siapakah orang yang paling mulia?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Orang yang paling bertakwa di antara mereka.” Jawaban Nabi ini sesuai dengan firman Allah Ta’ala:

 اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ

Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa di antara kalian.” (QS al-Hujurat: 13)

Allah Ta’ala tidak memandang manusia dari nasabnya (keturunannya), kedudukannya, hartanya atau kecantikannya. Dia memandang manusia dari amalnya. Maka, manusia yang paling mulia di sisi Allah adalah manusia yang paling bertakwa kepada-Nya. Allah akan memberikan kepada orang-orang yang bertakwa karamah lahir dan batin.

Kita diperintahkan untuk bertakwa kepada Allah, karena orang yang paling bertakwa menjadi orang yang paling mulia di sisi-Nya.

Akan tetapi, bukan itu jawaban yang diinginkan para sahabat. Mereka berkata, “Bukan itu yang kami tanyakan.” Kemudian beliau menjawab bahwa makhluk yang paling mulia adalah Yusuf anak nabi Allah, anak nabi Allah, anak kekasih Allah. Yusuf adalah anak Nabi Ya’kub bin Ishak bin Ibrahim. Beliau ‘alaihissalam adalah seorang nabi dari keturunan nabi dan merupakan makhluk yang paling mulia.

Namun para sahabat berkata, “Bukan itu yang kami tanyakan.” Lalu beliau berkata, “Apakah tentang pembesar-pembesar Arab yang kalian tanyakan kepadaku? Yang terbaik di antara mereka di masa jahiliah akan menjadi yang terbaik di masa Islam jika mereka memahami (hukum-hukum syariat).” Maksudnya, orang yang paling mulia adalah orang dari keturunan terbaik di masa jahiliah, namun dengan syarat mereka mau memahami agama dengan baik.

Contohnya adalah Bani Hasyim. Bani Hasyim dikenal memiliki nasab terbaik di antara kaum Quraisy. Mereka menjadi yang terbaik dalam Islam jika mereka belajar agama Allah dan memahaminya. Jika tidak, walaupun termasuk nasab terbaik di Arab, mereka bukan makhluk termulia di sisi Allah.

Pada hadis ini terdapat dalil yang menunjukkan bahwa manusia menjadi mulia dengan nasabnya, asalkan ia paham agama.

Kita tahu bahwa nasab sangat berpengaruh sehingga Bani Hasyim adalah semulia-mulia nasab dan sebaik-baik manusia. Di antara Bani Hasyim sendiri, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah makhluk yang paling mulia.

Allah Ta’ala berfirman:

 اَللّٰهُ اَعْلَمُ حَيْثُ يَجْعَلُ رِسٰلَتَهٗ

Allah lebih mengetahui dimana Dia menempatkan tugas kerasulan.” (QS al-An’am: 124)

Jika Quraisy bukan kaum termulia, tentu Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak lahir dari kaum ini. Tidaklah rasul-rasul diutus kecuali dari rahim-rahim yang paling mulia dan nasab-nasab yang paling tinggi.

Dalil yang ingin diambil dari hadis ini adalah sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Orang yang paling mulia adalah orang yang paling bertakwa di antara mereka.” Jika kamu ingin menjadi orang yang mulia dan memiliki kedudukan di sisi Allah, maka hendaklah kamu bertakwa. Barangsiapa paling bertakwa kepada Allah, maka ia paling mulia di sisi-Nya.

Aku bermohon kepada Allah agar menjadikan kita semua termasuk orang-orang yang bertakwa.

Baca juga: ORANG YANG MULIA DAN ORANG YANG HINA

Baca juga: MALU TERMASUK AKHAK MULIA

Baca juga: NASAB RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM

(Syekh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin)

Kelembutan Hati