BALASAN BAGI PENGOLOK-OLOK

BALASAN BAGI PENGOLOK-OLOK

Suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berjalan melewati para pembesar Quraisy. Mereka mencibir, mengejek, dan mengolok-olok beliau. Perbuatan ini membuat beliau marah. Maka Allah Ta’ala menurunkan firman-Nya:

وَلَقَدِ اسْتُهْزِئَ بِرُسُلٍ مِّنْ قَبْلِكَ فَحَاقَ بِالَّذِيْنَ سَخِرُوْا مِنْهُمْ مَّا كَانُوْا بِهٖ يَسْتَهْزِءُوْنَ

Dan sungguh beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad) telah diperolok-olok sehingga turunlah azab kepada orang-orang yang mencemooh itu sebagai balasan olok-olokan mereka.” (QS al-An’am: 10)

Di antara tokoh kafir Quraisy yang paling sering mengejek dan menghina beliau adalah al-Aswad bin Abdul Muththalib bin Asad, al-Aswad bin Abdu Yaghuts bin Wahab az-Zuhri, al-Walid bin al-Mughirah al-Makhzumi, al-’Ash bin Wa’il as-Sahmi dan al-Harits bin ath-Thalathilah al-Khuza’i.

Allah Ta’ala menurunkan ayat tentang mereka:

اِنَّا كَفَيْنٰكَ الْمُسْتَهْزِءِيْنَ

Sesungguhnya Kami memelihara engkau (Muhammad) dari (kejahatan) orang yang memperolok-olok (engkau).” (QS al-Hijr: 95)

Lalu Jibril ‘alaihissalam muncul kepada mereka. Ia melemparkan sehelai daun hijau ke wajah al-Aswad bin Abdul Muththalib sehingga matanya buta.

Kemudian al-Aswad bin Abdu Yaghuts melewatinya. Jibril menunjuk perut al-Aswad. Tiba-tiba perut al-Aswad meminta minum terus menerus sehingga ia mati karenanya.

Setelah itu al-Walid bin al-Mughirah berjalan melewatinya. Jibril menunjuk ke sebuah luka yang berada di bawah mata kaki al-Walid yang telah ada sejak bertahun-tahun. Luka tersebut membesar dan membunuhnya.

Berikutnya al-’Ash-bin al-Wa’il melewatinya. Jibril menunjuk ke arah telapak kakinya. Suatu hari ia pergi dengan menunggang keledainya menuju Thaif. Keledainya menjatuhkannya di atas tanaman yang halus sehingga telapak kakinya tertusuk duri tanaman tersebut dan membunuhnya.

Lalu al-Harits bin ath-Thalathilah melewatinya. Jibril menunjuk ke arah kepalanya. Kemudian kepalanya bernanah dan membunuhnya.

al-Walid bin al-Mughirah adalah orang yang mengatakan, “Bagaimana mungkin wahyu diturunkan kepada Muhammad, dan aku serta Abu Mas’ud Amru bin Umair ats-Tsaqafi ditinggalkan, padahal aku adalah pembesar dan pemimpin Quraisy, dan Abu Mas’ud adalah pemimpin Tsaqif?”

Maka Allah Ta’ala menurunkan firman-Nya:

وَقَالُوْا لَوْلَا نُزِّلَ هٰذَا الْقُرْاٰنُ عَلٰى رَجُلٍ مِّنَ الْقَرْيَتَيْنِ عَظِيْمٍ

Dan mereka (juga) berkata, Mengapa al-Qur’an ini tidak diturunkan kepada orang besar (kaya dan berpengaruh) dari salah satu dua negeri ini (Mekkah dan Taif)?” (QS az-Zukhruf: 31 ).

Di antara tokoh yang juga sering mengejek dan menghina Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah Abu Jahal, Umayyah bin Khalaf, an-Nadhr bin Harits, al-Akhnas bin Syuraiq, dan Ubay bin Khalaf.

Baca sebelumnya: MENGEJEK, MENGHINA, MENERTAWAKAN, DAN MENGOLOK-OLOK

Baca sesudahnya: PERMINTAAN UNTUK MENDATANGKAN MUKJIZAT DAN KEISTIMEWAAN LAIN

(Prof Dr Mahdi Rizqullah Ahmad)

Kisah Sirah Nabawiyah