MENGAPA SYIRIK DISEBUT KEZALIMAN YANG BESAR?

MENGAPA SYIRIK DISEBUT KEZALIMAN YANG BESAR?

Zalim adalah meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya atau mengalihkan hak kepada orang yang tidak berhak mendapatkannya.

Allah Ta’ala mengharamkan kezaliman atas Zatnya, yaitu mencegah Zat-Nya dari berbuat zalim kepada hamba-hamba-Nya sebagaimana Allah Ta’ala firmankan:

وَمَآ اَنَا۠ بِظَلَّامٍ لِّلْعَبِيْدِ

Dan Aku tidak menzalimi hamba-hamba-Ku.” (QS Qaf: 29)

Allah Ta’ala juga mengharamkan kezaliman atas hamba-hambanya dan melarang mereka saling berbuat zalim di antara mereka.

Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana yang beliau riwayatkan dari Allah Tabaraka wa Ta’ala, bahwasanya Dia berfirman:

يَا عِبَادِى، إِنِّى حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِى، وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا. فَلاَ تَظَالَمُوا

Wahai hamba-hambaku, sesungguhnya Aku telah mengharamkan kezaliman atas diri-Ku, dan aku telah menjadikan kezaliman itu suatu perkara yang diharamkan di antara kalian. Oleh karena itu, janganlah kalian saling menzalimi.” (HR Muslim)

Kezaliman besar yang dilakukan oleh seorang hamba terhadap diri sendiri adalah syirik kepada Allah Ta’ala.

Allah Ta’ala berfirman:

اِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ

Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (QS Luqman: 13)

Allah Ta’ala berfirman:

وَالْكٰفِرُوْنَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ

Orang-orang kafir itulah orang yang zalim.” (QS al-Baqarah: 254)

Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: Ketika turun ayat,

اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَلَمْ يَلْبِسُوْٓا اِيْمَانَهُمْ بِظُلْمٍ

Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur-adukkan iman mereka dengan kezaliman,” (QS al-An’am: 82) para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam merasa kesulitan menyikapinya. Mereka berkata, “Siapakah di antara kita yang tidak pernah mencampur keimanan dengan kezaliman?”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّهُ لَيْسَ بِذَاكَ، أَلَا تَسْمَعُ إِلَى قَوْلِ لُقْمَانَ لِابْنِهِ: {إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ}

Sesungguhnya kezaliman yang dimaksud bukan seperti yang kalian sangka, melainkan seperti yang dikatakan oleh Luqman kepada anaknya, ‘Wahai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah! Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (QS Luqman: 13) (HR al-Bukhari dan Muslim)

Syirik dinamakan kezaliman karena meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya dan mengalihkan hak kepada yang tidak berhak mendapatkannya. Hak Allah Ta’ala atas hamba-hamba-Nya adalah agar mereka beribadah hanya kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya. Barangsiapa mengalihkan suatu ibadah kepada selain Allah, maka ia telah menzalimi diri sendiri dengan kezaliman besar yang tidak akan diampuni oleh Allah, sebagaimana Allah Ta’ala firmankan:

اِنَّ اللّٰهَ لَا يَغْفِرُ اَنْ يُّشْرَكَ بِهٖ وَيَغْفِرُ مَا دُوْنَ ذٰلِكَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۚ وَمَنْ يُّشْرِكْ بِاللّٰهِ فَقَدِ افْتَرٰٓى اِثْمًا عَظِيْمًا

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh dia telah berbuat dosa yang besar.”(QS an-Nisa’: 48)

Baca juga: PEMBEDA DENGAN KESYIRIKAN DAN KEKAFIRAN

Baca juga: WASPADA TERHADAP KEZALIMAN DAN KEKIKIRAN

Baca juga: ANCAMAN JIKA KEZALIMAN TIDAK DICEGAH

(Dr ‘Abdullah Azhim bin Badawi al-Khalafi)

Akidah