JANGAN PEDULIKAN ORANG-ORANG

JANGAN PEDULIKAN ORANG-ORANG

Juha dan anaknya berada di dua ujung yang berlawanan. Setiap kali Juha menyuruh anaknya melakukan sesuatu, anaknya menentangnya dengan berkata, “Apa kata orang-orang tentang kita jika kita melakukan hal itu?”

Juha ingin memberi pelajaran yang bermanfaat kepada anaknya. Ia ingin agar anaknya berpaling dari mencari rida manusia, sebab rida manusia tidak berujung.

Juha menunggangi keledai dan menyuruh anaknya berjalan di belakangnya. Baru berjalan beberapa langkah, mereka melewati beberapa orang perempuan. Perempuan-perampuan itu meneriaki Juha, “Apa-apaan ini, hai laki-laki! Apakah di hatimu tidak ada kasih sayang. Kamu enak-enakan naik kendaraan sementara anakmu yang masih kecil dibiarkan berlari di belakangmu.”

Juha turun dari keledainya. Ia menyuruh anaknya naik keledai. Kemudian mereka melewati sekelompok orang tua yang tengah duduk di bawah terik matahari. Salah seorang dari mereka bertepuk tangan. Pandangan orang-orang mengarah kepada Juha yang berjalan kaki dan membiarkan anaknya naik kendaraan. Ia mencaci Juha, “Wahai laki-laki, kamu berjalan kaki padahal kamu orang tua. Sementara kamu biarkan anak itu naik kendaraan. Apakah kamu ingin mengajarinya rasa malu dan tata krama?”

Juha berkata kepada anaknya, “Apakah kamu mendengar apa yang ia katakan? Kalau begitu, mari kita menaiki keledai ini bersama-sama.”

Mereka pun menunggangi keledai bersama-sama. Kemudian mereka bertemu dengan sekelompok penyayang binatang. Para penyayang binatang berteriak kepada Juha dan anaknya, “Apakah kalian berdua tidak takut kepada Allah Ta’ala dengan menunggangi binatang yang kurus itu? Apakah kalian tidak tega menunggangi keledai bersama-sama padahal berat kalian berdua melebihi kemampuan keledai itu?”

Juha dan anaknya pun turun dari keledai. Juha bekata kepada anaknya, “Apakah kamu mendengar apa yang dikatakan orang itu? Kalau begitu, ayo kita berdua berjalan kaki dan membiarkan keledai ini berjalan sendiri di depan kita agar kita terhindar dari omongan miring kaum laki-laki, kaum perempuan, dan para penyayang binatang.”

Mereka berdua pun berjalan kaki sementara keledai berjalan sendiri di depan mereka. Kemudian mereka berpapasan dengan sekelompok orang buruk dan pandai. Mereka menjadikan Juha dan anaknya objek gurauan dan ejekan.

Orang-orang itu berkata, “Demi Allah, sepantasnya keledai ini menaiki kalian berdua untuk mengistirahatkannya dari lelahnya berjalan.”

Setelah mendengar ucapan orang-orang itu, Juha dan anaknya menuju sebuah pohon di tepi jalan. Mereka memotong dahan yang kuat dan mengikatkan tali kekang keledai di sana. Juha memikul salah satu ujung dahan sedangkan anaknya memikul ujung yang lain.

Belum sampai berjalan beberapa langkah, di belakang mereka terdapat sekelompok orang yang menertawakan pemandangan yang unik itu. Akhirnya seorang petugas menggiring Juha, anak, dan keledainya ke rumah sakit jiwa.

Sesampai di rumah sakit jiwa, Juha menjelaskan kepada anaknya inti dari uji coba yang telah sampai pada puncaknya ini. Ia memandang anaknya dan berkata, “Wahai anakku, inilah akibat dari mendengar omongan orang dan melakukan sesuatu hanya untuk mencari rida manusia.”

Baca juga: KISAH PEREMPUAN PENDUDUK SURGA

Baca juga: KISAH ABU SUFYAN DAN HIRAKLIUS

Baca juga: KISAH PEMBUNUH 100 ORANG

(Muhammad Amin al-Jundi)

Kisah