MANUSIA TIDAK LUPUT DARI KESALAHAN

MANUSIA TIDAK LUPUT DARI KESALAHAN

Tidak ada manusia yang suci dan bersih dari kesalahan terhadap sesama, selain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Wajar saja, karena manusia memang gudangnya salah dan lupa. Baik disengaja maupun tidak, sebagian mereka kerap menyakiti perasaan atau menzalimi orang lain. Meskipun demikian, semua itu tidak akan merusak hubungan apabila setiap orang mudah memaafkan kesalahan orang lain. Sungguh, mudah memaafkan kealpaan sesama merupakan akhlak mulia insan yang bertakwa. Sifat ini pula menjadi salah satu karakter sifat penghuni Surga.

Allah Ta’ala berfirman:

الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ وَالْكٰظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَ

(Yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan.” (QS Ali ‘Imran: 134)

Allah Ta’ala berfirman:

اِنْ تُبْدُوْا خَيْرًا اَوْ تُخْفُوْهُ اَوْ تَعْفُوْا عَنْ سُوْۤءٍ فَاِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَفُوًّا قَدِيْرًا

Jika kamu menampakkan suatu kebajikan atau menyembunyikannya atau memaafkan suatu kesalahan (orang lain), maka sungguh Allah Mahapemaaf, Mahakuasa.” (QS an-Nisa’: 149)

Alangkah beruntungnya hamba yang hatinya mudah memaafkan, tidak membalas keburukan dengan keburukan. Sebab, tidaklah sama antara kebaikan dan keburukan.

Allah Ta’ala berfirman:

وَلَا تَسْتَوِى الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ۗاِدْفَعْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُ فَاِذَا الَّذِيْ بَيْنَكَ وَبَيْنَهٗ عَدَاوَةٌ كَاَنَّهٗ وَلِيٌّ حَمِيْمٌ وَمَا يُلَقّٰىهَآ اِلَّا الَّذِيْنَ صَبَرُوْاۚ وَمَا يُلَقّٰىهَآ اِلَّا ذُوْ حَظٍّ عَظِيْمٍ

Dan tidaklah sama kebaikan dengan kejahatan. Tolaklah (kejahatan) dengan cara yang lebih baik, sehingga orang yang ada rasa permusuhan antara kamu dan dia akan seperti teman yang setia. Dan (sifat-sifat yang baik itu) tidak akan dianugerahkan kecuali kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan kecuali kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar.” (QS Fushshilat: 34-35)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga mengabarkan bahwa Allah Ta’ala pasti menambah kemuliaan bagi hamba yang pemaaf. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ، وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلَّا عِزًّا، وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ

Tidaklah sedekah mengurangi harta, tidaklah Allah menambahkan pada hamba yang pemaaf kecuali kemuliaan, dan tidaklah seseorang merendahkan diri karena Allah kecuali Allah mengangkat derajatnya.” (HR Muslim)

Dalam hadis lain disebutkan,

مَا تَجَرَّعَ عَبْدٌ جَرْعَةً أَفْضَلَ عِنْدَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ جَرْعَةِ غَيْظٍ يَكْظِمُهَا ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللَّهِ تَعَالَى

Tidaklah seorang hamba menahan sesuatu yang lebih utama di sisi Allah ‘Azza wa Jalla daripada menahan amarah. Ia menahannya karena mencari rida Allah Taala.” (HR Ahmad dan Ibnu Majah. Dihasankan oleh Syekh al-Albani dalam Shahih Adabul Mufrad)

Karena itulah, jika seseorang mencacimu, maka balaslah dengan maaf dan kata-kata yang baik. Jika seseorang berbuat jahat kepadamu, maka maafkanlah serta balaslah ia dengan berbuat baik kepadanya, niscaya Allah akan menolongmu. Jika seseorang menzalimu, maka bersabarlah, karena Dia akan membelamu.

Penuhi jiwa dengan kasih sayang dan ampunan, niscaya kamu akan mendapatkan kasih sayang dan ampunan yang lebih utama dari-Nya. Bukankah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 ارْحَمُوا تُرْحَمُوا، وَغْفِرُوا يَغْفِرُاللهُ لَكُمْ

Berikanlah kasih sayang, niscaya kalian akan dikasihi. Ampunilah, maka kalian akan mendapatkan ampunan.” (HR Ahmad. Disahihkan oleh Syekh al-Albani dalam Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah)

Lantas, mengapa kita masih saja merasa berat untuk memaafkan orang lain, padahal Allah adalah Mahapengampun lagi Mahamemaafkan?

Ingatlah, betapa Sang Pencipta membuka pintu ampunan yang selebar-lebarnya bagi hamba yang berdosa. Selama para pelaku kemaksiatan dan orang-orang yang kafir hidup di dunia, Allah mengasihi mereka dengan tidak mempercepat azab atas mereka. Jika mereka bertobat, Allah akan menerima tobatnya, lalu menghapus dosa-dosanya sehingga mereka seperti orang yang tidak memiliki dosa. Itulah puncak ampunan atas suatu dosa.

Baca juga: KEUTAMAAN AKHLAK YANG BAIK

Baca juga: ALLAH MEMAAFKAN KETIDAKSENGAJAAN, KELUPAAN, DAN KETERPAKSAAN

Baca juga: TOLERANSI MENURUT AL-QUR’AN DAN AS-SUNNAH

(Ummu Ihsan dan Abu Ihsan al-Atsari)

Kelembutan Hati