LARANGAN MENGINGKARI KEBAIKAN SUAMI

LARANGAN MENGINGKARI KEBAIKAN SUAMI

Dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam khotbah kusuf (gerhana matahari),

وَرَأَيْتُ النَّارَ فَلَمْ أَرَ كَالْيَوْمِ مَنْظَرًا قَطُّ وَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا النِّسَاءَ

Aku melihat Neraka. Aku belum pernah sama sekali melihat pemandangan seperti hari itu. Aku lihat, ternyata kebanyakan penghuninya adalah kaum perempuan.”

Mereka bertanya, ‘Mengapa demikian, wahai Rasulullah?”

Beliau menjawab,

بِكُفْرِهِنَّ

Karena kekufuran mereka.”

Seseorang bertanya, “Apakah mereka kufur kepada Allah?”

Beliau menjawab,

يَكْفُرْنَ الْعَشِيْرَ وَيَكْفُرْنَ اْلإِحْسَانَ، لَوْ أَحْسَنْتَ إِلىَ إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ، ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا قَالَتْ: مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ

(Tidak!) Mereka tidak berterima kasih dan mengingkari kebaikan suami. Jika engkau selalu berbuat baik kepada salah seorang dari mereka, kemudian ia melihat sesuatu yang tidak ia senangi, maka ia berkata, ‘Aku belum pernah melihat kebaikan pada dirimu sedikit pun.’” (HR al-Bukhari)

Kandungan Hadis

1️⃣ Haram hukumnya mengufuri nikmat dan mengingkarinya, mengingkari (tidak berterima kasih atas) kebaikan seseorang, terutama isteri terhadap suami.

2️⃣ Mempertahankan perbuatan maksiat merupakan sebab turun dan dilipat-gandakannya azab.

Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Jika engkau selalu berbuat baik kepada salah seorang dari mereka, kemudian ia melihat sesuatu yang ia tidak senangi, maka ia berkata, ‘Aku belum pernah melihat kebaikan pada dirimu sedikit pun” merupakan isyarat keras kepalanya atau tidak mau berterima kasihnya istri atas kebaikan suaminya.

3️⃣ Hadis ini merupakan dalil bagi ahli sunah waljamaah dalam pembagian kufur ke dalam kufur i’tiqadi dan kufur amali, sebagaimana yang sudah tidak samar lagi, dan bahwasanya kufur amali tidak mengeluarkan pelakunya dari agama.

Wallaahu a’lam.

Baca juga: ISTRI BERPERANGAI BURUK KEPADA SUAMI

Baca juga: PERBEDAAN ANTARA BERBUAT BAIK KEPADA ORANG KAFIR DAN BERLEPAS DIRI DARI MEREKA

Baca juga: BAHAYA TAKFIRI

(Syekh Salim bin ‘Ied al-Hilali)

Adab