Untuk mengatasi penatnya kehidupan, sebagian orang melepas tawanya. Tertawa diperbolehkan, asalkan tidak terus menerus dilakukan dan menjadi kebiasaan. Terlalu banyak tertawa dapat membuat hati keras, bahkan mati sehingga hati sulit menerima kebenaran dan tersentuh dengan kebaikan dan kelembutan.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَا تُكْثِرِ الضَّحِكَ، فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحِكِ تُمِيتُ القَلْبَ
“Janganlah terlalu banyak tertawa. Sesungguhnya terlalu banyak tertawa dapat mematikan hati.” (Hadis sahih. Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi. Disahihkan oleh Syekh al-Albani)
Bagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tertawa yang tertawanya kita jadikan teladan dalam menjalani kehidupan kita sehari-hari yang terkadang menjenuhkan?
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, hadis tentang kedermawanan Allah Ta’ala dan keluasan rahmat-Nya, tentang kedudukan penduduk Surga, bahwa yang paling rendah kedudukannya bisa menikmati berlipat-lipat kenikmatan yang dimiliki oleh seorang raja di dunia. Ibnu Mas’ud berkata, “Sungguh aku melihat Rasulullah tertawa hingga gigi gerahamnya terlihat.” (HR Muslim)
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata,
مَا رَأَيتُ رَسُوْلَ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمُ مُسْتَجْمِعًا قَطُّ ضَاحِكًا حَتَّى تُرَى مِنْهُ لَهَوَاتُهُ، إِنَّمَا كَانَ يَتَبَسَّم
“Aku tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tertawa terbahak-bahak sampai terlihat langit-langit mulutnya. Beliau hanya tersenyum.” (Hadis sahih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ibnu Majah)
Hadis-hadis di atas menunjukkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah tertawa terbahak-bahak dengan membuka mulutnya lebar-lebar hingga langit-langit mulutnya terlihat. Beliau tertawa hanya sampai gigi gerahamnya atau gigi taringnya terlihat. Ini termasuk kewibawaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Cara lain dalam mengekspresikan rasa gembira adalah tersenyum, sebagaimana disebutkan pada hadis dari Aisyah di atas. Tersenyum sering dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada sahabat-sahabatnya.
Tersenyum juga menunjukkan sikap ramah seseorang dan jalan termudah untuk sampai ke dalam hati orang lain dalam rangka menghilangkan kedengkian atau semisalnya yang mungkin saja ditujukan kepada orang itu.
Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Aku pernah berjalan bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sementara beliau mengenakan selendang buatan negeri Najran yang tepinya kasar. Seorang badui mengejar beliau dan menarik selendang beliau dengan keras. Aku melihat di pundak beliau terdapat bekas tepi selendang, karena kerasnya tarikan orang badui itu. Orang badui itu berkata, “Wahai Muhammad, perintahkanlah agar aku diberi harta Allah yang ada padamu!”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menoleh kepadanya sambil tersenyum, kemudian memerintahkan para sahabat untuk memberinya suatu pemberian. (HR al-Bukhari dan Muslim)
Perhatikanlah, bagaimana reaksi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap sikap kasar seseorang terhadapnya. Beliau tersenyum. Ini menunjukkan kebaikan hari beliau kepada orang lain yang dapat menyenangkan hati orang tersebut. Oleh karena itu, orang yang tersenyum dan menampakkan wajah ceria di hadapan orang lain diganjar pahala seperti pahala sedekah.
Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
تَبَسُّمُكَ فِيْ وَجْهِ أَخِيْكَ صَدَقَةٌ، وَأَمْرُكَ بِالْمَعْرُوْفِ صَدَقَةٌ، وَنَهْيُكَ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ، وَإِرْشَادُكَ الرَّجُلَ فِي أَرْضِ الضَّلَالِ لَكَ صَدَقَةٌ، وَنَصْرُكَ الرَّجُلَ الرَّدِيْءَ الْبَصَرِ لَكَ صَدَقَةٌ، وَإِمَاطَتُكَ الْحَجَرَ وَالشَّوْكَ وَالْعَظْمَ عَنِ الطَّرِيْقِ لَكَ صَدَقَةٌ، وَإِفْرَاغُكَ مِنْ دَلْوِكَ فِيْ دَلْوِ أَخِيْكَ لَكَ صَدَقَةٌ
“Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah. Perintahmu untuk berbuat baik adalah sedekah. Pencegahanmu dari kemungkaran adalah sedekah. Bimbinganmu kepada orang yang tersesat adalah sedekah. Tuntunanmu kepada orang yang berpenglihatan buruk adalah sedekah. Menyingkirkan batu, duri atau tulang dari jalan adalah sedekah. Menuangkan air dari embermu ke ember saudaramu adalah sedekah.” (Hadis hasan. Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi. Dihasankan oleh Syekh al-Albani)
Hendaklah setiap muslim senantiasa tersenyum dan berwajah ceria kepada saudara sesama muslim.
Baca juga: LARANGAN BERBISIK-BISIK DI HADAPAN ORANG LAIN
Baca juga: MENGUAP BERASAL DARI SETAN
Baca juga: TIDAK ADA DUSTA DALAM CANDA
(Abu Fairuz al-Kadudampiti)