LAKI-LAKI ADALAH PEMIMPIN BAGI PEREMPUAN

LAKI-LAKI ADALAH PEMIMPIN BAGI PEREMPUAN

Laki-laki adalah pemimpin dalam keluarga. Ia mendidik, mengarahkan dan memerintah istrinya. Kewajiban istri adalah menaati suaminya, kecuali suaminya memerintahkannya untuk bermaksiat kepada Allah.

Allah Ta’ala berfirman:

اَلرِّجَالُ قَوَّامُوْنَ عَلَى النِّسَاۤءِ بِمَا فَضَّلَ اللّٰهُ بَعْضَهُمْ عَلٰى بَعْضٍ وَّبِمَآ اَنْفَقُوْا مِنْ اَمْوَالِهِمْ ۗ فَالصّٰلِحٰتُ قٰنِتٰتٌ حٰفِظٰتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللّٰهُ

Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum perempuan, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (perempuan), dan oleh karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebahagian dari harta mereka. Sebab itu, maka perempuan yang saleh adalah perempuan yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka).” (QS an-Nisa’: 34)

PENJELASAN

Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum perempuan,” artinya kaum laki-laki adalah pemimpin yang harus ditaati oleh istrinya. Ia mendidik, mengarahkan dan memerintah istrinya. Kewajiban istri adalah menaati suaminya, kecuali suaminya memerintahkannya untuk bermaksiat kepada Allah. Jika demikian, istri tidak boleh mendengarkan perintah suaminya dan tidak pula mematuhinya, karena tidak ada ketaatan kepada makhluk untuk bermaksiat kepada Sang Khalik.

Dalam ayat ini terdapat dalil yang menunjukkan kedunguan orang-orang kafir barat dan orang-orang lain yang mengikuti trend barat. Mereka menyakralkan perempuan melebihi laki-laki. Mereka mengikuti orang-orang kafir yang hina yang tidak mengetahui kedudukan di antara makhluk-makhluk Allah. Kita sering melihat mereka mendahulukan perempuan daripada laki-laki dengan berkata, “Nyonya-nyonya dan tuan-tuan (ladies and gentlemen).” Ucapan ini memposisikan perempuan lebih tinggi dari laki-laki.

Bukan hal yang aneh bila mereka memandikan anjing yang mereka pelihara. Mereka memandikannya dengan sabun dan perlengkapan mandi lain. Orang dungu sekalipun pasti akan menertawakan perbuatan mereka, apalagi orang berakal, karena anjing adalah hewan najis yang tidak akan pernah suci selamanya.

Intinya, kaum laki-laki berposisi sebagai pemimpin bagi kaum perempuan, karena “Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebahagian dari harta mereka.”

Firman Allah Ta’ala: “…dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebahagian dari harta mereka”menunjukkan sisi lain dari kepemimpinan suami atas istrinya, bahwa suami bertanggung jawab menafkahi istrinya. Suami dituntut untuk menafkahi istri karena ia adalah kepala keluarga. Bukan sebaliknya.

Ayat ini mengisyaratkan bahwa suami wajib mencari nafkah dan bekerja mencari penghidupan bagi keluarga, sedangkan istri tinggal di rumah. Tempat kerja seorang istri adalah rumahnya. Ia tinggal di rumahnya untuk membantu urusan suaminya, mendidik anak-anaknya, dan mengurus urusan rumah tangganya. Inilah tugas utama seorang istri. Adapun istri yang ikut bersama laki-laki mencari nafkah, keadaannya lama kelamaan akan terbalik. Ia menjadi akan tulang punggung keluarga dalam menafkahi keluarganya. Ini tentu saja menyalahi fitrah dan bertentangan dengan syariat, sebagaimana firman Allah Ta’ala, “Dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.”

Firman Allah Ta’ala: “Sebab itu, maka perempuan yang saleh adalah perempuan yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka).” Yakni perempuan salihah yang selalu taat kepada Allah. Qanitat bukan berarti perempuan yang berdoa kunut, tetapi perempuan yang selalu taat kepada Allah, sebagaimana firman Allah Ta’ala:

 وَقُوْمُوْا لِلّٰهِ قٰنِتِيْنَ

Berdirilah untuk Allah (dalam salatmu) dengan khusyuk.” (QS al-Baqarah: 238), yakni selalu taat kepada-Nya.

Firman Allah Ta’ala: “adalah perempuan yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka).” Yakni menjaga rahasia dan kehormatannya ketika ia berada di luar rumah. Ia memelihara setiap yang Allah perintahkan untuk dijaga. Inilah karakteristik istri salehah. Oleh karena itu, dahulukanlah istri salehah, karena istri salehah adalah lebih baik daripada istri cantik tetapi tidak saleh.

Baca juga: MENAFKAHI KELUARGA

Baca juga: ISTRI BERPENAMPILAN MENARIK DI HADAPAN SUAMI

(Syekh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin)

Adab