Setan atau jin bisa merasuk ke dalam diri seseorang dan berbicara menggunakan lisan orang itu. Orang yang pernah mendengar perkataan itu mengatakan bahwa perkataan itu adalah perkataan manusia, akan tetapi sebenarnya perkataan jin. Oleh karena itu, terkadang kamu mendapati perkataannya berbeda, seperti bukan perkataannya, padahal dia dalam keadaan siuman (sadar). Hal itu karena perkataannya diubah dan diucapkan oleh jin. Kerasukan seperti ini bisa diobati dengan rukiah yang dilakukan oleh orang saleh yang berilmu. Terkadang jin mau berbicara dan menjelaskan alasan dia merasuki korban, terkadang tidak mau. Perkara kerasukan terdapat dalam al-Qur’an dan as-Sunnah dan terbukti nyata.
Dalam al-Qur’an, Allah Ta’ala berfirman:
اَلَّذِيْنَ يَأْكُلُوْنَ الرِّبٰوا لَا يَقُوْمُوْنَ اِلَّا كَمَا يَقُوْمُ الَّذِيْ يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطٰنُ مِنَ الْمَسِّ
“Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kerasukan setan karena gila.” (QS al-Baqarah: 275)
Ayat di atas merupakan dalil bahwa setan dapat merasuki manusia dalam bentuk kesurupan.
Dalil as-Sunnah adalah riwayat Imam Ahmad dalam Musnadnya bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berjalan melewati seorang perempuan yang sedang bersama anaknya yang sedang kesurupan. Anak itu dibawa kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Jin yang merasuki anak itu berbicara kepada beliau sebelum keluar. Lalu perempuan itu memberi Rasulullah hadiah sebagai ucapan terima kasih. (Shahih lighairihi. Diriwayatkan oleh Ahmad)
Para ulama terkadang berbicara kepada jin yang ada di dalam tubuh orang yang kesurupan. Di antaranya adalah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah.
Ibnul Qayyim rahimahullah, murid Ibnu Taimiyah bercerita bahwa suatu hari seorang laki-laki yang kerasukan jin perempuan dibawa ke hadapan Ibnu Taimiyah. Ibnu Taimiyah merukiah laki-laki itu dan mengajaknya berbicara. Syekh berkata kepada jin yang merasukinya, “Bertakwalah kepada Allah dan keluarlah!” Jin menjawab, “Aku menginginkan laki-laki ini. Aku mencintainya.” Syekh berkata, “Tetapi dia tidak mencintaimu. Oleh karena itu, keluarlah!” Jin berkata, “Aku ingin pergi haji bersamanya.” Syekh menjawab, “Dia tidak mau pergi haji bersamamu. Keluarlah!” Namun jin enggan keluar. Syekh terus merukiahnya sambil memukuli laki-laki itu dengan keras.
Selanjutnya jin perempuan itu berkata kepada Syekh, “Aku akan keluar untuk menghormati Syekh.” Namun Syekh menolak, “Jangan keluar karena menghormatiku. Keluarlah kamu karena taat kepada Allah dan Rasul-Nya!” Syekh terus merukiahnya sampai jin itu keluar.
Begitu jin keluar, laki-laki itu tersadar. Ia bertanya, “Apa yang membawaku ke hadapan Syekh?” Orang-orang yang berada di sekitarnya berkata, “Subhanallah! Kamu tidak merasakan pukulan Syekh yang sangat keras?” Dia menjawab, “Aku tidak merasakan pukulan dan tidak merasakan apa pun.”
Cara Mengatasi Kerasukan Jin
Kerasukan jin dapat diatasi dengan tindakan pencegahan dan tindakan penanggulangan.
1. Tindakan pencegahan
Tindakan pencegahan adalah dengan mengamalkan zikir pagi dan petang yang syar’i, seperti mengucapkan ayat kursi. Barangsiapa mengucapkannya di malam hari, dia senantiasa dalam perlindungan Allah Ta’ala dan tidak akan didekati setan hingga pagi hari.
Tindakan pencegahan dapat juga dengan membaca surah al-Ikhlas, al-Falaq, an-Nas dan doa-doa dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hendaklah setiap muslim mengucapkan doa-doa itu pada pagi dan sore hari, karena doa-doa itu merupakan pencegahan terhadap gangguan jin.
2. Tindakan penanggulangan
Jika gangguan jin tengah menimpa seseorang, maka ucapkanlah ayat-ayat al-Qur’an kepadanya untuk menakut-nakuti dan mengingatkan jin. Selain itu, mohonlah pertolongan kepada Allah Azza wa Jalla hingga jin keluar.
Baca juga: HUKUM MENGINGKARI KEBERADAAN JIN
Baca juga: HIKMAH PENCIPTAAN JIN DAN MANUSIA
Baca juga: HUKUM MENGGAMBAR MAKHLUK BERNYAWA
(Syekh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin)