Allah Ta’ala berfirman:
قُلْ يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنْ كُنْتُمْ فِيْ شَكٍّ مِّنْ دِيْنِيْ فَلَآ اَعْبُدُ الَّذِيْنَ تَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ وَلٰكِنْ اَعْبُدُ اللّٰهَ الَّذِيْ يَتَوَفّٰىكُمْ
“Katakanlah (Muhammad), ‘Wahai manusia, jika kalian masih dalam keragu-raguan tentang agamaku, maka (ketahuilah) aku tidak akan menyembah yang kamu sembah selain Allah, tetapi aku menyembah Allah yang akan mematikan kalian.’” (QS Yunus: 104)
TAFSIR AYAT
Ayat sebelum ayat ini, yaitu firman Allah Ta’ala:
اَلْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ
“Pada hari ini telah Aku sempurnakan agama kalian untuk kalian.” (QS al-Ma’idah: 3), ditujukan kepada orang-orang mukmin, sedangkan ayat ini, (قُلْ يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ) “Katakanlah (Muhammad), ‘Wahai manusia’,” ditujukan kepada kaum musyrikin.
(قُلْ) “Katakanlah (Muhammad), (يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ) “Wahai manusia,” yakni seluruh manusia, (اِنْ كُنْتُمْ فِيْ شَكٍّ مِّنْ دِيْنِيْ فَلَآ اَعْبُدُ الَّذِيْنَ تَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ) “jika kalian masih dalam keragu-raguan tentang agamaku, maka aku tidak akan menyembah yang kalian sembah selain Allah, tetapi aku menyembah Allah.” Inilah agama Rasulullah, yaitu beribadah kepada Allah dan meninggalkan ibadah kepada selain-Nya, (الَّذِيْ يَتَوَفّٰىكُمْ) “yang akan mematikan kalian” saat penghujung ajal kalian. Dia memindahkan kalian dari alam ini ke alam pembalasan.
Maka, hanya Allah yang berhak disembah, karena hanya kepada-Nya tempat kembali dan berpulang. Adapun berhala-berhala, maka ia tidak memiliki kewenangan apa pun, tidak menghidupkan, tidak mematikan, dan tidak membalas siapa pun. Mereka hanya makhluk yang tidak memiliki manfaat dan mudarat untuk dirinya. Maka, bagaimana mungkin mereka memiliki manfaat dan mudarat untuk selainnya. Ini termasuk sesuatu yang aneh dan mengerdilkan akal sehat.
Allah Ta’ala berfirman:
اِنَّ الَّذِيْنَ تَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ عِبَادٌ اَمْثَالُكُمْ فَادْعُوْهُمْ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لَكُمْ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ
“Sesungguhnya (berhala-berhala) yang kalian seru selain Allah adalah hamba-hamba (yang diciptakan) seperti kalian juga. Maka serulah mereka itu, lalu biarkanlah mereka memperkenankan permintaan kalian, jika kalian memang orang-orang yang benar.” (QS al-A’raf: 194)
Allah Ta’ala berfirman:
اِنْ تَدْعُوْهُمْ لَا يَسْمَعُوْا دُعَاۤءَكُمْۚ وَلَوْ سَمِعُوْا مَا اسْتَجَابُوْا لَكُمْۗ وَيَوْمَ الْقِيٰمَةِ يَكْفُرُوْنَ بِشِرْكِكُمْ
“Jika kalian menyeru mereka, mereka tidak mendengar seruan doa kalian. Dan sekiranya mereka mendengar pun, mereka juga tidak dapat memperkenankan permintaan kalian. Dan pada Hari Kiamat mereka akan mengingkari kemusyrikan kalian.” (QS Fathir: 14)
Ayat ini berbicara kepada akal.
Firman Allah Ta’ala (فَلَآ اَعْبُدُ الَّذِيْنَ تَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ وَلٰكِنْ اَعْبُدُ اللّٰهَ) “maka aku tidak akan menyembah yang kalian sembah selain Allah, tetapi aku menyembah Allah” karena ibadah adalah hak Allah. (الَّذِيْ يَتَوَفّٰىكُمْ ۖ وَاُمِرْتُ اَنْ اَكُوْنَ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ) “…yang akan mematikan kalian, dan aku telah diperintahkan supaya termasuk orang-orang yang beriman.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang diperintahkan. Beliau melaksanakan perintah Allah Ta’ala tersebut dan menyampaikannya kepada manusia.
Kemudian Allah Ta’ala berfirman:
وَاَنْ اَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّيْنِ حَنِيْفًاۚ وَلَا تَكُوْنَنَّ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ وَلَا تَدْعُ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ مَا لَا يَنْفَعُكَ وَلَا يَضُرُّكَ ۚفَاِنْ فَعَلْتَ فَاِنَّكَ اِذًا مِّنَ الظّٰلِمِيْنَ وَاِنْ يَّمْسَسْكَ اللّٰهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهٗ ٓاِلَّا هُوَ ۚوَاِنْ يُّرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلَا رَاۤدَّ لِفَضْلِهٖۗ يُصِيْبُ بِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِهٖ ۗوَهُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ قُلْ يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاۤءَكُمُ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّكُمْ ۚفَمَنِ اهْتَدٰى فَاِنَّمَا يَهْتَدِيْ لِنَفْسِهٖ ۚوَمَنْ ضَلَّ فَاِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَا ۚوَمَآ اَنَا۠ عَلَيْكُمْ بِوَكِيْلٍۗ وَاتَّبِعْ مَا يُوْحٰىٓ اِلَيْكَ وَاصْبِرْ حَتّٰى يَحْكُمَ اللّٰهُ ۚوَهُوَ خَيْرُ الْحٰكِمِيْنَ
“Dan (aku telah diperintahkan), ‘Hadapkanlah wajahmu kepada agama sebagai seorang yang hanif (lurus) dan janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang musyrik. Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) menimpakan mudarat kepadamu selain Allah, sebab jika kamu berbuat (demikian), maka sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang zalim.’ Jika Allah menimpakan suatu kemudaratan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagimu, maka tidak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya. Dan Dia-lah Yang Mahapengampun lagi Mahapenyayang. Katakanlah (Muhammad), ‘Wahai manusia, sungguh telah datang kepada kalian kebenaran (al-Qur’an) dari Rabb kalian. Sebab itu, barangsiapa mendapat petunjuk, maka sesungguhnya dia mendapat petunjuk itu untuk kebaikan dirinya sendiri, dan barangsiapa sesat, maka sesungguhnya dia semata-mata sesat untuk mencelakakan dirinya sendiri. Dan aku bukanlah seorang yang menangani urusan (hidayah) kalian.’ Dan ikutilah apa yang diwahyukan kepadamu (Muhammad), dan bersabarlah hingga Allah memberi keputusan. Dan Dia adalah Hakim yang paling baik.” (QS Yunus: 105-109)
Ini adalah ayat-ayat yang agung. Di dalamnya terkandung pemisah antara yang hak dan yang batil. Padanya tidak ada kesamaran dan ketidakjelasan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyembah Allah, sedangkan mereka menyembah selain Allah. Bahkan mereka menyembah makhluk-makhluk yang tidak memiliki wewenang apa pun dan tidak memiliki apa pun. Ini adalah garis pemisah antara tauhid dan syirik. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak hadir dengan membawa sesuatu yang baru, dan tidak mengajak kepada penyembahan kepada diri beliau, akan tetapi mengajak kepada penyembahan kepada Allah Ta’ala.
Jadi, Islam yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bawa adalah agar hanya Allah semata yang disembah dan penyembahan pada selain-Nya ditinggalkan.
Baca juga: BERIBADAH HANYA KEPADA ALLAH
Baca juga: PENGARUH RIYA’ DALAM IBADAH
Baca juga: KEUTAMAAN TAUHID DAN DOSA-DOSA YANG DIHAPUS KARENANYA
Baca juga: PERANG ANTARA TAUHID DAN SYIRIK
Baca juga: BERSUMPAH MENDAHULUI KEHENDAK ALLAH
(Syekh Dr Shalih bin Fauzan al-Fauzan)