DIBANGKITKAN SESUAI DENGAN NIAT MASING-MASING

DIBANGKITKAN SESUAI DENGAN NIAT MASING-MASING

Dari Ummul Mukminin Ummu Abdillah Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَغْزُو جَيْشٌ الْكَعْبَةَ. فَإِذَا كَانُوا بِبَيْدَاءَ مِنَ الْأَرْضِ، يُخْسَفُ بِأَوَّلِهِم وَآخِرِهِمْ

Sebuah pasukan hendak menyerang Ka’bah. Ketika mereka berada di sebuah tanah lapang, mereka semua akan ditenggelamkan dari yang pertama hingga yang terakhir.”

Aisyah bertanya, “Ya Rasulullah, bagaimana mereka semua akan ditenggelamkan dari yang pertama hingga yang terakhir, padahal di antara mereka ada para pedagang mereka dan orang-orang yang bukan bagian dari mereka?”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يُخْسَفُ بِأَوَّلِهِم وَآخِرِهِمْ، ثُمَّ يُبْعَثُونَ عَلَى نِيَّاتِهِمْ

Mereka semua akan ditenggelamkan dari yang pertama hingga yang terakhir, kemudian akan dibangkitkan sesuai dengan niat masing-masing.” (Muttafaq ‘alaih)

PENJELASAN

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan bahwa akan ada pasukan yang menyerang Ka’bah.

Ka’bah dimuliakan oleh Allah dan diselamatkan dari segala kejahatan. Ka’bah adalah rumah Allah yang dibangun oleh Nabi Ibrahim dan anaknya, Ismail ‘alaihimashalatu wassalam. Keduanya meninggikan fondasi rumah tersebut seraya berdoa,

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا ۗ اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

Ya Rabb kami, terimalah (amal) kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS al-Baqarah: 127)

Rumah ini (Ka’bah) pernah ingin dihancurkan oleh Abrahah. Ia datang dengan pasukan besar dari Yaman. Di depannya terdapat gajah yang besar. Ia ingin menghancurkan Ka’bah, rumah Allah. Ketika ia mendekati Ka’bah dan tiba di tempat yang disebut al-Mughammas, gajah itu berhenti dan tidak mau maju. Mereka mengarahkannya ke arah Ka’bah tetapi ia menolak, kemudian mengarahkannya ke arah Yaman, dan ia segera berjalan cepat. Inilah sebabnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, pada saat Perjanjian Hudaibiyah, ketika untanya Qaswa berhenti, para sahabat berkata, “Qaswa mogok!” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا خَلَأَتْ الْقَصْوَاءُ. وَمَا ذَاكَ لَهَا بِخُلُقٍ. وَلَكِنْ حَبَسَهَا حَابِسُ الْفِيلِ

Qaswa tidak mogok. Itu bukan tabiatnya. Dia ditahan oleh Zat yang menahan pasukan bergajah.”

Lalu beliau bersabda,

وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَا يَسْأَلُونِي خُطَّةً يُعَظِّمُونَ فِيهَا حُرُمَاتِ اللهِ إِلَّا أَعْطَيْتُهُمْ إِيَّاهَا

Demi Zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah mereka meminta kepadaku suatu rencana yang di dalamnya mereka mengagungkan kehormatan-kehormatan Allah kecuali aku akan memberikannya kepada mereka.” (HR al-Bukhari)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membela untanya, karena kezaliman tidak boleh dilakukan meskipun terhadap binatang.

Yang penting adalah bahwa Ka’bah diserang dari arah Yaman oleh pasukan besar yang dipimpin oleh gajah besar. Mereka bermaksud menghancurkan Ka’bah. Ketika mereka sampai di al-Mughammas, gajah tersebut menolak untuk berjalan dan berhenti. Mereka mencoba mengarahkannya, tetapi tidak berhasil. Mereka pun tinggal di tempat itu dan terkurung. Lalu Allah mengirim kepada mereka burung-burung Ababil, yang membawa batu-batu dari tanah liat yang terbakar. Setiap burung membawa tiga batu: satu di paruhnya dan dua di kakinya. Kemudian, burung-burung itu menjatuhkan batu itu ke arah mereka, hingga mengenai kepala setiap orang di antara mereka dan keluar dari duburnya. Dalam hal ini, Allah Ta’ala berfirman:

فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَّأْكُوْلٍ

Lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).” (QS al-Fil: 5)

Seolah-olah mereka adalah tanaman yang dimakan oleh binatang ternak dan hancur lebur di tanah.

Allah Azza wa Jalla melindungi rumah-Nya dari tipu daya raja yang zalim yang datang untuk menghancurkan rumah Allah.

Allah Azza wa Jalla berfirman:

وَمَنْ يُّرِدْ فِيْهِ بِاِلْحَادٍۢ بِظُلْمٍ نُّذِقْهُ مِنْ عَذَابٍ اَلِيْمٍ

Dan barangsiapa bermaksud melakukan kejahatan secara zalim di dalamnya, niscaya akan Kami rasakan kepadanya siksa yang pedih.” (QS al-Hajj: 25)

Pada akhir zaman nanti, suatu kaum akan menyerang Ka’bah dengan membawa pasukan yang besar.

Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Ketika mereka berada di sebuah tanah lapang, – yakni di tanah yang luas dan terbuka -,” Allah menenggelamkan mereka dari yang pertama hingga yang terakhir di antara mereka.

Bumi menelan mereka. Mereka tenggelam di dalamnya bersama para pedagang mereka dan semua yang bersama mereka.

Di sini terdapat bukti bahwa mereka adalah pasukan yang sangat besar. Mereka membawa rombongan pedagang untuk berjual beli dan orang-orang lainnya. Lalu Allah menenggelamkan mereka dari yang pertama hingga yang terakhir di antara mereka.

Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan hal ini, Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, “Ya Rasulullah, bagaimana mereka semua akan ditenggelamkan dari yang pertama hingga yang terakhir, padahal di antara mereka ada para pedagang mereka dan orang-orang yang bukan bagian dari mereka?”

Para pedagang mereka adalah orang-orang yang datang untuk jual beli. Mereka tidak memiliki niat buruk dalam penyerangan terhadap Ka’bah. Di antara mereka juga terdapat orang-orang yang bukan bagian dari mereka, yang mengikuti mereka tanpa mengetahui rencana mereka.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Mereka semua akan ditenggelamkan dari yang pertama hingga yang terakhir, beserta para pedagang mereka dan orang-orang yang bukan bagian dari mereka. Kemudian, mereka akan dibangkitkan pada Hari Kiamat sesuai dengan niat masing-masing.”

Setiap orang akan mendapatkan balasan sesuai dengan niatnya.

Hadis ini merupakan salah satu contoh dari sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ. وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى

Sesungguhnya amal tergantung pada niat. Dan setiap orang akan mendapatkan (balasan) sesuai dengan apa yang dia niatkan.” (HR al-Bukhari dan Muslim)

Dalam hadis ini terdapat pelajaran bahwa siapa yang bergabung dengan orang-orang yang batil, zalim, dan suka bermusuhan, maka ia akan bersama mereka dalam hukuman. Baik orang yang saleh maupun orang yang jahat, jika hukuman itu turun, maka hukuman itu akan menimpa semuanya—orang saleh, orang jahat, orang fasik, orang baik, orang beriman, orang kafir, orang yang shalat, dan orang yang sombong—. Tidak ada yang luput. Kemudian pada Hari Kiamat, mereka akan dibangkitkan sesuai dengan niat masing-masing.

Allah Ta’ala berfirman:

وَاتَّقُوْا فِتْنَةً لَّا تُصِيْبَنَّ الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا مِنْكُمْ خَاۤصَّةً ۚوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ

Dan peliharalah diri kalian dari siksaan yang tidak hanya menimpa orang-orang yang zalim di antara kalian. Dan ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksaan-Nya.” (QS al-Anfal: 25)

Intisari hadis ini adalah sabda Rasulullah, “Kemudian mereka akan dibangkitkan sesuai dengan niat masing-masing.”

Hadis ini senada dengan sabda beliau,

إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ. وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى

Sesungguhnya amal tergantung pada niat. Dan setiap orang akan mendapatkan (balasan) sesuai dengan apa yang dia niatkan.” (HR al-Bukhari dan Muslim)

Baca juga: KISAH PASUKAN BERGAJAH

Baca juga: NIAT MELAKUKAN KEBAIKAN MENDATANGKAN PAHALA

Baca juga: PAHALA SESUAI DENGAN NIAT, WALAUPUN KENYATAAN BERBEDA DENGAN NIAT

(Syekh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin)

Akidah Riyadhush Shalihin