BERKEMBANGNYA ILMU DAN TEKNOLOGI MERUPAKAN BERKAH PENGAJARAN DARI ALLAH

BERKEMBANGNYA ILMU DAN TEKNOLOGI MERUPAKAN BERKAH PENGAJARAN DARI ALLAH

Allah Ta’ala memuliakan keturunan Adam, menempatkan mereka di daratan dan di lautan, memberi mereka rezeki yang baik, serta menundukkan malam, siang, matahari, dan bulan untuk mereka. Bahkan Allah Ta’ala menundukkan segala yang ada di langit dan di bumi untuk mereka.

Allah Ta’ala mengeluarkan mereka dari perut ibu-ibu mereka dalam keadaan tidak mengetahui apapun. Lalu Allah memberi mereka nalar dan akal, menciptakan pendengaran, penglihatan, dan hati untuk mereka, serta membuka penalaran ilmu untuk mereka. Dengan itu semua mereka meneliti segala yang ditundukkan Allah bagi mereka, menarik kesimpulan ilmu tentang berbagai hal yang belum diketahui. Ada yang penting, ada yang berupa penyempurnaan, ada yang bermanfaat, dan ada pula yang berbahaya. Apa pun ilmu dan kemampuan yang mereka miliki, sesungguhnya itu semua berasal dari Allah Ta’ala. Andaikan Allah menghendaki, tentulah Dia mencabut ilmu itu dari mereka sehingga mereka menjadi orang-orang yang bodoh. Seandainya Allah menghendaki, niscaya Dia mencabut kemampuan dari mereka sehingga mereka menjadi orang-orang yang lemah. Allah Ta’ala mengaruniakan ilmu dan kemampuan kepada mereka dalam kadar yang sangat terbatas. Setinggi dan sebanyak apa pun ilmu dan kemampuan yang dikaruniakan Allah kepada mereka, sesungguhnya ilmu dan kemampuan itu masih sangat kecil dibandingkan dengan ilmu dan kekuasaan Allah.

Allah Ta’ala berfirman:

وَمَآ اُوْتِيْتُمْ مِّنَ الْعِلْمِ اِلَّا قَلِيْلًا

Dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.” (QS al-Isra’ : 85)

Salah satu ilmu yang diajarkan Allah kepada manusia adalah ilmu tentang teknologi industri yang pada zaman sekarang telah mencapai tingkat yang sangat tinggi, yang nyaris tidak terbayangkan dalam benak orang-orang dahulu.

Kapal laut yang berlayar mampu membelah lautan dengan kuat dan tenang, membawa siapa saja dan harta apa saja yang dikehendaki Allah, menempuh jarak yang jauh dengan aman dan tenang. Kapal laut dibuat manusia berkat ilmu yang dikaruniakan Allah kepada mereka serta berkat bahan konstruksi kapal dan bahan bakar yang menggerakkan kapal, yang semuanya dimudahkan oleh Allah bagi mereka.

Pesawat terbang yang menjelajah angkasa dari timur ke barat, yang membawa jiwa dan harta yang dikehendaki Allah, yang menempuh jarak yang sangat jauh dengan kecepatan tinggi pada ketinggian yang luar biasa, merupakan karya manusia dan itu tidak diragukan lagi. Akan tetapi ia merupakan buah ilmu yang dikaruniakan Allah kepada manusia dan apa-apa yang ditundukkan Allah bagi mereka. Jika Allah menghendaki, tentu mereka tidak mampu melakukannya.

Siapakah yang mampu membayangkan pesawat yang sangat besar itu, yang membawa banyak manusia, yang bisa terbang di atas awan sebelum menyaksikan dengan mata kepala sendiri? Tidak seorang pun mampu membayangkannya sebelum fenomena ini terjadi. Semua yang terjadi itu, yang merupakan hasil karya manusia, sesungguhnya tidak keluar dari ilmu dan kekuasaan Allah Ta’ala.

Hendaklah kita mengambil pelajaran darinya untuk memahami kesempurnaan ilmu Allah, serta kekuasaan dan rahmat-Nya. Bahwa betapa pun sempurna ilmu, kemampuan dan sebagainya yang dimiliki manusia, tetap saja tidak ada artinya dibandingkan dengan apa-apa yang dimiliki oleh Allah. Janganlah kita tersesat karenanya sehingga kita mengagungkan pembuat benda-benda tersebut melebihi yang semestinya. Hendaklah kita mengamati dengan cermat akibat dari diciptakannya benda-benda itu, apakah membawa kebaikan bagi manusia sehingga menjadi nikmat, ataukah membawa keburukan sehingga menjadi bencana?

Hendaklah kita meyakini bahwa al-Qur’an dan as-Sunnah yang sahih berasal dari sisi Allah. Hendaklah pula kita meyakini bahwa apa yang datang dari Allah adalah mutlak merupakan kebenaran. Ia tidak didatangi oleh kebatilan dari depan maupun dari belakangnya.

Sesuatu yang bisa dirasakan tidak mungkin terjadi tanpa kesesuaian dengan kandungan al-Qur’an dan as-Sunnah. Begitu juga, sesuatu yang bisa dinalar tidak mungkin diketahui tanpa kesesuaian dengan kandungan al-Qur’an dan as-Sunnah.

Allah Ta’ala berfirman:

وَاللّٰهُ اَخْرَجَكُمْ مِّنْۢ بُطُوْنِ اُمَّهٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ شَيْـًٔاۙ وَّجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْاَبْصَارَ وَالْاَفْـِٕدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

Dan Allah mengeluarkan kalian dari perut ibu kalian dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun. Dan Dia memberi kalian pendengaran, penglihatan dan hati agar kalian bersyukur.” (QS an-Nahl: 78)

Allah Ta’ala juga berfirman melalui lisan Ibrahim :

وَاللّٰهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُوْنَ

Padahal Allah-lah yang menciptakan kalian dan apa yang kalian perbuat itu.” (QS ash-Shaffat : 96)

Baca juga: ISLAM ADALAH PERATURAN HIDUP YANG SEMPURNA

Baca juga: LARANGAN MENYEMBUNYIKAN ILMU

Baca juga: KEUTAMAAN ILMU SYAR’I

(Syekh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin)

Serba-Serbi