BERHATI-HATI TERHADAP FITNAH YANG DISEBARKAN SETAN

BERHATI-HATI TERHADAP FITNAH YANG DISEBARKAN SETAN

Allah Ta’ala mengingatkan hamba-hamba-Nya agar berhati-hati terhadap tipu daya fitnah yang disebarkan oleh setan.

Tidak diragukan lagi bahwa permusuhan setan terhadap umat manusia bersifat abadi. Allah Ta’ala memberitahukan tentang permusuhan itu di dalam al-Qur’an dengan tujuan memberi peringatan kepada hamba-hamba-Nya dari tipu daya setan. Setan tidak membiarkan apapun yang dapat menyebarkan permusuhan di antara manusia, kecuali ia mendatanginya dan sangat berambisi terhadapnya. Di antaranya, setan menyebarkan fitnah dan permusuhan di antara manusia sehingga mereka memutuskan hubungan, saling membelakangi (bermusuhan), dan saling membunuh.

Allah Ta’ala berfirman:

وَقُلْ لِّعِبَادِيْ يَقُوْلُوا الَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ الشَّيْطٰنَ يَنْزَغُ بَيْنَهُمْ

Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, ‘Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar).’ Sungguh, setan (selalu) menimbulkan perselisihan di antara mereka.”(QS al-Isra’: 53)

Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan, “Pada ayat di atas, Allah Ta’ala memerintahkan hamba sekaligus rasul-Nya, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menasehati hamba-hamba Allah yang beriman agar mengucapkan kata-kata yang lebih baik dan sopan dalam perbincangan mereka. Jika tidak, sesungguhnya setan akan menimbulkan perselisihan di antara mereka dan mendorong mereka untuk melakukan tindakan-tindakan anarkis, pertikaian, dan perselisihan. Setan juga dapat menciptakan kejahatan dan perkelahian. Sesungguhnya setan adalah musuh Adam ’alaihissalam dan keturunannya sejak ia enggan tunduk kepada Adam. Setan adalah musuh yang sangat nyata bagi manusia. Oleh karena itu, Allah Ta’ala melarang seseorang menodongkan benda tajam kepada saudaranya sesama muslim. Sesungguhnya, setan bisa saja membuat benda tersebut terlepas dari tangannya dan mengenai saudaranya.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَا يُشِيْرُ أَحَدُكُمْ إِلَى أَخِيْهِ بِالسِّلاحِ، فَإِنَّهُ لَا يَدْرِى أَحَدُكُمْ لَعَلَّ الشَّيْطَانَ يَنْزِعُ فِي يَدِهِ فَيَقَعُ فِي حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ

Janganlah salah seorang dari kalian mengacungkan senjata kepada saudaranya, karena sesungguhnya ia tidak tahu, barangkali setan membuat senjata itu terlepas dari tangannya, sehingga ia pun terjatuh ke lubang api Neraka.’ (HR al-Bukhari dan Muslim)”

َRasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun mengingatkan umatnya agar berhati-hati terhadap tipu daya setan yang dapat menjerumuskannya ke dalam jurang kedurhakaan.

Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Aku pernah mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ الشَّيْطَانَ قَدْ أَيِسَ أَنْ يَعْبُدَهُ الْمُصَلُّونَ فِي جَزِيرَةِ الْعَرَبِ وَلَكِنْ فِي التَّحْرِيشِ بَيْنَهُمْ

Sesungguhnya setan telah putus asa untuk disembah oleh orang-orang yang salat di Jazirah Arab. Akan tetapi, ia senantiasa menghasut di antara mereka.” (HR Muslim, at-Tirmidzi, dan Ahmad)

Imam an-Nawawi rahimahullah menjelaskan, “Hadis ini termasuk mukjizat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Makna hadis ini adalah bahwa setan telah putus asa untuk dijadikan sembahan oleh penduduk Jazirah Arab. Akan tetapi, setan akan selalu berusaha menggoda mereka dengan menaburkan benih permusuhan, kebencian, peperangan, fitnah dan lain-lain.

Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Aku pernah mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ عَرْشَ إِبْلِيسَ عَلَى الْبَحْرِ فَيَبْعَثُ سَرَايَاهُ فَيَفْتِنُونَ النَّاسَ فَأَعْظَمُهُمْ عِنْدَهُ أَعْظَمُهُمْ فِتْنَةً

Sesungguhnya singgasana Iblis berada di atas lautan. Ia mengirim pasukannya untuk menggoda manusia. Maka, anak buahnya yang paling tinggi kedudukannya di sisi Iblis adalah yang paling besar fitnahnya.” (HR Muslim)

Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ إِبْلِيسَ يَضَعُ عَرْشَهُ عَلَى الْمَاءِ ثُمَّ يَبْعَثُ سَرَايَاهُ فَأَدْنَاهُمْ مِنْهُ مَنْزِلَةً أَعْظَمُهُمْ فِتْنَةً يَجِيءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُولُ فَعَلْتُ كَذَا وَكَذَا فَيَقُولُ مَا صَنَعْتَ شَيْئًا قَالَ ثُمَّ يَجِيءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُولُ مَا تَرَكْتُهُ حَتَّى فَرَّقْتُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ امْرَأَتِهِ ء قَالَ ء فَيُدْنِيهِ مِنْهُ وَيَقُولُ نِعْمَ أَنْتَ

Sesungguhnya Iblis menempatkan singgasananya di atas air. Ia kemudian menugaskan anak buahnya (untuk menciptakan perselisihan). Di antara mereka yang lebih dekat derajatnya di sisinya adalah yang paling sukses menggoda manusia dengan fitnah yang paling besar. Salah satu dari mereka datang melapor, ‘Aku telah melakukan ini dan itu.’ Iblis menanggapi, ‘Kamu belum melakukan apa-apa.’ Anak buahnya yang lain datang melapor, ‘Aku tidak meninggalkan seseorang hingga aku berhasil memisahkan ia dan istrinya.’ Iblis menyuruh anah buahnya itu mendekatinya dan berkata, ‘Kamu telah melakukannya dengan baik.’” (HR Muslim)

Imam an-Nawawi rahimahullah menjelaskan, “Maknanya adalah bahwa markas Iblis berada di lautan. Dari situ ia mengutus para anak buahnya ke seluruh penjuru dunia. Iblis memuji dan kagum atas kinerja anak buahnya yang telah mencapai target yang ia inginkan, yaitu menggoda manusia dengan fitnah. Anak buahnya yang derajatnya paling tinggi di sisinya adalah mereka yang mampu memisahkan seorang suami dari istrinya. Oleh karena itu, ia merangkul dan memeluk anak buahnya itu.”

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلاَّ وَقَدْ وُكِّلَ بِهِ قَرِينُهُ مِنَ الْجِنِّ

Tidak seorang pun di antara kalian kecuali kepadanya dikuasakan Qarin dari kalangan jin.”

Para sahabat bertanya, “Engkau juga, wahai Rasulullah?”

Beliau menjawab,

وَإِيَّاىَ إِلاَّ أَنَّ اللَّهَ أَعَانَنِي عَلَيْهِ فَأَسْلَمَ فَلاَ يَأْمُرُنِي إِلاَّ بِخَيْرٍ ‏

Aku juga, kecuali bahwa Allah menolongku untuk mengalahkannya sehingga ia memeluk Islam dan tidak memerintahkanku kecuali kebaikan.” (HR Muslim)

Imam an-Nawawi menjelaskan, “Ungkapan “Sehingga ia memeluk Islam” diriwayatkan juga dengan lafaz “Sehingga aku terhindar darinya”. Kedua riwayat itu masyhur dan sahih.”

Lebih lanjut, Imam an-Nawawi menjelaskan, “Ketahuilah bahwa semua umat sepakat bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam terjaga dari godaan setan, baik badannya, apa yang terbetik dalam pikirannya, dan apa-apa yang diucapkannya.

Hadis ini mengisyaratkan kepada kita agar kita berhati-hati terhdap fitnah setan (jin) Qarin, bisikan, dan bujukannya. Hadis ini juga memberitahukan bahwa jin Qarin selalu bersama kita. Dengan kesadaran bahwa jin Qarin selalu bersama kita, kita dapat menghindari godaannya sekuat mungkin.”

Baca juga: FITNAH MANUSIA

Baca juga: FITNAH KEBAIKAN DAN KEBURUKAN

Baca juga: FITNAH ANAK, HARTA, DAN ISTRI

Baca juga: PENYEBAB LEMAH IMAN

Rujukan:

1. Rasyid bin Husain Abdul karim, ad-Durus al-Yaumiyyah minas Sunani wal Ahkam asy-Syar’iyyah,

2. Imam an-Nawawi, al-Minhaj Syarh Shahih Muslim ibn al-Hajjaj,

3. Ibnu Katsir, Tafsiri Ibnu Katsir.

Kelembutan Hati