ORANG YANG MINTA JASADNYA DIBAKAR

ORANG YANG MINTA JASADNYA DIBAKAR

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

قَالَ رَجُلٌ لَمْ يَعْمَلْ حَسَنَةً قَطُّ لِأَهْلِهِ إِذَا مَاتَ فَحَرِّقُوهُ ثُمَّ اذْرُوا نِصْفَهُ فِي الْبَرِّ وَنِصْفَهُ فِي الْبَحْرِ فَوَاللَّهِ لَئِنْ قَدَرَ اللَّهُ عَلَيْهِ لَيُعَذِّبَنَّهُ عَذَابًا لَا يُعَذِّبُهُ أَحَدًا مِنْ الْعَالَمِينَ فَلَمَّا مَاتَ الرَّجُلُ فَعَلُوا مَا أَمَرَهُمْ فَأَمَرَ اللَّهُ الْبَرَّ فَجَمَعَ مَا فِيهِ وَأَمَرَ الْبَحْرَ فَجَمَعَ مَا فِيهِ ثُمَّ قَالَ لِمَ فَعَلْتَ هَذَا قَالَ مِنْ خَشْيَتِكَ يَا رَبِّ وَأَنْتَ أَعْلَمُ فَغَفَرَ اللَّهُ لَهُ

Dahulu hiduplah seorang laki-laki yang tidak pernah berbuat baik sama sekali. Ia berpesan kepada keluarganya, Jika aku meninggal dunia, bakarlah mayatku! Setelah itu buanglah sebagian tubuhku di darat dan sebagian lagi di laut. Demi Allah, jika Allah menakdirkan, niscaya Dia akan menyiksaku dengan siksaan yang tidak pernah Dia timpakan kepada makhluk lain di dunia ini.’ Ketika orang itu meninggal, keluarganya melaksanakan pesannya, yaitu membakar jasadnya dan membuang sebagian ke darat dan sebagian lagi ke laut. Kemudian Allah memerintahkan darat untuk menyatukan jasad orang itu dan Allah pun memerintahkan laut untuk menyatukan jasad orang itu. Setelah jasad terkumpul menjadi satu, Allah bertanya kepadanya, Wahai hamba-Ku, mengapa engkau memerintahkan keluargamu untuk melakukan tindakan itu? Orang itu menjawab, ‘Ya Allah ya Rabbku, aku melakukan itu karena aku takut akan siksa-Mu, sedangkan Engkau adalah Zat yang Mahatahu.’ Akhirnya Allah pun mengampuninya.” (HR Muslim)

PENJELASAN

Ini adalah kisah tentang seorang laki-laki yang diberi harta melimpah oleh Allah Ta’ala di dunia dan dikaruniai banyak anak. Sayangnya ia tenggelam dalam gelimang dosa dan kemaksiatan sepanjang hidupnya. Namun demikian, ia tidak pernah menyekutukan Rabb-nya karena nikmat-nikmat yang Dia berikan kepadanya.

Ketika kematian menjelang, ia teringat hubungan dirinya dengan Rabb-nya dan perilaku durhaka yang ia lakukan kepada Rabb-nya sepanjang hidupnya. Ia sangat takut. Ia menyadari bahwa ketika ia datang kepada Allah Ta’ala, Dia pasti akan menyiksanya dengan siksaan yang dahsyat.

Akhirnya jiwanya mendorong dirinya untuk melarikan diri dari Allah Ta’ala. Ia mencari cara yang menurut dugaannya dapat melarikan diri dari azab Allah. Ia pun memanggil anak-anaknya dan berkata kepada mereka seraya mengingatkan kebaikan dan penjagaan yang selama ini ia lakukan kepada mereka.

“Wahai anak-anakku, ayah macam apakah aku ini bagi kalian?” tanyanya kepada anak-anaknya.

Anak-anaknya menjawab, “Ayah terbaik.”

Kemudian ia berpesan, “Jika aku meninggal dunia, bakarlah mayatku! Setelah itu buanglah sebagian tubuhku di darat dan sebagian lagi di laut. Demi Allah, jika Allah menakdirkan, niscaya Dia akan menyiksaku dengan siksaan yang tidak pernah Dia timpakan kepada makhluk lain di dunia ini.

Ia menyampaikan kepada anak-anaknya tentang sesuatu yang membuatnya cemas dan tidak bisa tidur. Ia memberitahukan kepada mereka bahwa kemaksiatan dan dosa-dosanya begitu banyak. Jika Allah menangkapnya, pasti Dia akan menyiksanya dengan siksaan yang tidak Dia timpakan kepada seorang pun selain dia. Oleh karena itu, ia meminta anak-anaknya agar membakar jenazahnya setelah meninggal nanti, lalu menaburkan sebagian abunya di darat dan sebagian lagi di laut agar ia dapat terhindar dari azab Allah. Ia berpikir bahwa, jika anak-anaknya melakukan hal itu, maka Allah Ta’ala tidak bisa mengumpulkan dan menghidupkannya kembali.

Orang malang ini lupa bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. Dia akan membangkitkan seluruh hamba-Nya pada Hari Kiamat nanti, termasuk orang yang dimakan ikan di laut, orang yang dimakan hewan buas, serta orang yang sudah berubah menjadi tanah dan tanah-tanahnya sudah diserap pepohonan. Walaupun demikian, Allah kuasa untuk membangkitkan mereka semua, menghidupkan mereka kembali, dan mengumpulkan mereka dari perut ikan dan perut hewan buas, seperti yang Allah sebutkan dalam firman-Nya:

اِنْ كُلُّ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ اِلَّآ اٰتِى الرَّحْمٰنِ عَبْدًا ۗ لَقَدْ اَحْصٰىهُمْ وَعَدَّهُمْ عَدًّا ۗ وَكُلُّهُمْ اٰتِيْهِ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ فَرْدًا

Tidak seorang pun di langit dan di bumi melainkan akan datang kepada (Allah) yang Mahapengasih sebagai seorang hamba. Dia (Allah) benar-benar telah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan hitungan yang teliti. Dan setiap orang dari mereka akan datang kepada Allah sendiri-sendiri pada Hari Kiamat.” (QS Maryam: 93-95)

Laki-laki dalam kisah ini meminta anak-anaknya berjanji untuk melakukan keinginannya. Ia mengancam bahwa, jika mereka tidak berjanji, ia akan menghalangi mereka dari hak waris dengan mewasiatkan harta peninggalannya kepada selain mereka. Anak-anaknya pun berjanji untuk mewudujkan permintaannya, dan mereka bersumpah untuk hal itu.

Setelah ayah mereka meninggal dunia, mereka pun melaksanakan permintaannya. Allah Ta’ala kemudian memerintahkan darat dan laut untuk mengumpulkan bagian-bagian tubuhnya hingga yang terkecil dan berfirman kepada mereka, “Jadilah si fulan!” Maka, tiba-tiba laki-laki itu pun berdiri.

Allah Ta’ala bertanya kepadanya, meskipun Allah lebih mengetahuinya, “Wahai hamba-Ku, mengapa engkau memerintahkan keluargamu untuk melakukan perbuatan itu?’

Ia menjawab, “Ya Allah ya Rabbku, aku melakukan hal itu karena aku takut akan siksa-Mu, sedangkan Engkau adalah Zat yang Mahatahu.”

Allah Ta’ala pun mengampuni dosa-dosanya disebabkan rasa takutnya kepada Allah. Allah Ta’ala memaafkan dugaannya yang mengatakan bahwa Allah tidak kuasa untuk mengembalikan jasadnya setelah mati, sebab hal itu terjadi karena kebodohannya.

Mahasuci Zat Yang Mahapengampun, Mahakuasa.

Baca juga: DUA ORANG YANG SALING MEMBUNUH

Baca juga: PAHALA DARI MEMBERI HEWAN MINUM

Baca juga: ALLAH MENCINTAINYA SEBAGAIMANA IA MENCINTAI SAUDARANYA

(Dr Umar Sulaiman al-Asyqar)

Kisah