Seorang laki-laki meminta hewan tunggangan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Beliau menanggapi, “Aku akan memberimu hewan tunggangan berupa anak unta betina.”
“Wahai Rasulullah, apa yang bisa kulakukan dengan anak unta betina?” tanya laki-laki itu keheranan.
Beliau balik bertanya, “Bukankah unta dewasa dilahirkan oleh unta betina?” (Sahih. Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, Abu Dawud dan al-Bukhari)
Imam Muhammad Syamsul Haq, penulis kitab ‘Aunul Ma’buud menjelaskan, “Awalnya sahabat ini ragu dengan pernyataan Nabi shallallahu ‘alaihi wa slalam, sebab umumnya anggapan orang ketika mendengar istilah ‘anak unta betina’ adalah unta yang masih kecil dan tidak layak ditunggangi, sedangkan yang layak ditunggangi adalah unta yang sudah dewasa. Namun, pada hakikatnya unta dewasa juga merupakan anak dari induknya, sehingga baik sudah dewasa maupun masih kecil, unta boleh disebut anak unta.”
Ali al-Qari berkata, “Tujuan Nabi menyatakan demikian adalah bercanda atau bersenda gurau.”
Baca juga: TIDAK ADA DUSTA DALAM CANDA
Baca juga: AKU DI MATAMU SEPERTI ABU ZARA DI MATA UMMU ZARA
(as-Sayyid bin Ahmad Hamudah)