ADAB KELUAR RUMAH

ADAB KELUAR RUMAH

Ketika seorang muslim keluar dari rumahnya, ia harus memerhatikan adab-adab yang telah disunnahkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Di antara adab ketika keluar rumah adalah:

1. Shalat Dua Rakaat Sebelum Keluar dari Rumah

Shalat dua rakaat termasuk hal yang dapat menjaga seseorang dari ketergelinciran, keburukan, dan musibah. Hal itu berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

إِذَا خَرَجْتَ مِنْ مَنْزِلِكَ فَصَلِّ رَكْعَتَيْنِ، تَمْنَعَا نِكَ مَخْرَجَ الْسُوْءِ، وَ إِذَا دَخَلْتَ إِلَى مَنْزِلِكَ فَصَلِّ رَكْعَتَيْنِ، تَمْنَعَا نِكَ  مَدْخَلَ الْسُوْءِ

Jika engkau keluar dari rumahmu, maka shalatlah dua rakaat, niscaya dua rakaat itu akan melindungimu dari keburukan-keburukan di luar. Jika kamu masuk ke rumahmu, maka shalatlah dua rakaat, niscaya dua rakaat itu akan melindungimu dari keburukan-keburukan di dalam.” (HR al-Bazzar. al-Haitsami berkata, “Perawinya orang-orang yang tsiqah.” Lihat Shahihul Jami’)

2. Dzikir kepada Allah Ta’ala dengan Dzikir yang Sahih dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam

Di antara dzikir yang sahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah sebagaimana yang disebutkan dari beliau. Bahwa jika keluar dari rumahnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan,

بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ أَنْ نَزِلَّ أَوْ نَضِلَّ أَوْ نَظْلِمَ أَوْ نُظْلَمَ أَوْ نَجْهَلَ أَوْ يُجْهَلَ عَلَيْنَا

Dengan menyebut nama Allah, aku bertawakal kepada Allah. Ya, Allah, sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari ketergelinciran, kesesatan, berbuat zalim atau dizalimi, berbuat jahil atau dijahili.” (HR Ahmad, at-Tirmidzi dan disahihkan olehnya, an-Nasa-i, Ibnu Majah, al-Hakim dan disahihkan olehnya, serta disetujui oleh adz-Dzahabi, al-Baihaqi, dan Ibnus Sunni. Lihat Shahihul Jami’)

Demikian juga sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

إِذَا خَرَجَ الرَّجُلُ مِنْ بَيْتِهِ فَقَالَ: بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ‏.‏  فَيُقَالُ لَهُ: حَسْبُكَ، قَدْهُدِيْتَ، وَكُفِيتَ، وَوُقِيتَ. فَتَتَنَحَّى لَهُ الشَّيَاطِينُ، فَيَقُولُ لَهُ شَيْطَانٌ آخَرُ: كَيْفَ لَكَ بِرَجُلٍ قَدْ هُدِيَ، وَكُفِيَ، وَوُقِيَ؟

Jika seseorang keluar dari rumahnya dan berkata, ‘Dengan nama Allah, aku bertawakal kepada Allah, tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah,’ maka dikatakan kepadanya, ‘Cukuplah itu bagimu. Engkau telah mendapat petunjuk, mendapat kecukupan, mendapat perlindungan.’ Niscaya setan menyingkir darinya. Dan setan yang lain berkata kepadanya, ‘Bagaimana mungkin engkau dapat mengganggu orang yang telah mendapat petunjuk, kecukupan, dan perlindungan?’” (HR Abu Dawud, at-Tirmidzi dan disahihkan olehnya, an-Nasa-i, Ibnus Sunni, dan yang lainnya. Lihat Shahih Abi Dawud)

3. Mengangkat Pandangan ke Langit Ketika Membaca Dzikir yang Pertama Tadi

Mengangkat pandangan ke langit ketika membaca doa keluar rumah, berdasarkan perkataan Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, “Tidaklah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar dari rumahku kecuali mengangkat pandangan beliau ke langit dan mengucapkan,

اللَّهُمَّ أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَضِلَّ أَوْ أُضَلَّ، أَوْ أَزِلَّ أَوْ أُزَلَّ، أَوْ أَظْلِمَ أَوْ أُظْلَمَ، أَوْ أَجْهَلَ أَوْ يُجْهَلَ عَلَيَّ

Ya, Allah, aku berlindung kepadamu dari tersesat atau disesatkan, tergelincir atau digelincirkan, berbuat zalim atau dizalimi, berbuat jahil atau dijahili.” (HR Abu Dawud. Lihat Shahih Abi Dawud. Dikeluarkan juga oleh penulis kitab Sunan yang lainnya tanpa menyebutkan dzikir mengangkat pandangan ke langit)

Baca juga: ADAB BANGUN TIDUR

Baca juga: ADAB MANDI

Baca juga: MENUNJUKKAN KECINTAAN KEPADA ORANG YANG DICINTAI KARENA ALLAH

(Syekh ‘Abdul ‘Aziz bin Fathi as-Sayyid Nada)

Adab